Pagi yang cerah dihiasi angin yang berbisik lembut di kuping Putri membuatnya terasa tenang dan nyaman. Padahal kedua orang tua dan adiknya bersiap hendak tamasya keluar kota. Putri tampak tidak terpengaruh oleh kesibukan keluarganya itu. Ia hanya tersenyum saja.
"Jadi beneran kamu gak ikut, Nak? "
"Gak ah, Bu. Putri mau main sama temen aja di rumah. "
"Siapa? "
"Aisa, Bu. "
"Baiklah kalo begitu. Ibu titip jemuran ya. Nanti sore diangkat. "
Putri mengangguk setuju. Segera sesudah itu kedua orang tuanya meninggalkan rumah. Tidak berapa lama Aisa, karibnya Putri tiba, dan sepanjang waktu itu mereka bersenda gurau dan bermain apa saja yang menggembirakan.
Hingga saatnya tengah hari yang terang mendadak menjadi gelap, dan hujan pun turun dengan deras.
Namun kedua remaja yang baru tumbuh remaja ini tetap tidak menghiraukan hujan. Mereka asik saja bersenda gurau di dalam rumah. Â
Sampai Aisa ingin memastikan sesuatu pada Putri yang mengganjal hatinya sejak hujan deras turun itu.
Katanya,Â
"Put, jemuran pakaian di halaman kok tidak kamu angkat. Padahal aku mau bantu."
"Biar aja. Pesan ibu, jemuran diangkatnya sore saja. "