Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jemuran di Halaman Rumah

14 Juli 2024   19:37 Diperbarui: 14 Juli 2024   19:38 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi yang cerah dihiasi angin yang berbisik lembut di kuping Putri membuatnya terasa tenang dan nyaman. Padahal kedua orang tua dan adiknya bersiap hendak tamasya keluar kota. Putri tampak tidak terpengaruh oleh kesibukan keluarganya itu. Ia hanya tersenyum saja.

"Jadi beneran kamu gak ikut, Nak? "
"Gak ah, Bu. Putri mau main sama temen aja di rumah. "
"Siapa? "
"Aisa, Bu. "
"Baiklah kalo begitu. Ibu titip jemuran ya. Nanti sore diangkat. "

Putri mengangguk setuju. Segera sesudah itu kedua orang tuanya meninggalkan rumah. Tidak berapa lama Aisa, karibnya Putri tiba, dan sepanjang waktu itu mereka bersenda gurau dan bermain apa saja yang menggembirakan.

Hingga saatnya tengah hari yang terang mendadak menjadi gelap, dan hujan pun turun dengan deras.

Namun kedua remaja yang baru tumbuh remaja ini tetap tidak menghiraukan hujan. Mereka asik saja bersenda gurau di dalam rumah.  

Sampai Aisa ingin memastikan sesuatu pada Putri yang mengganjal hatinya sejak hujan deras turun itu.
Katanya, 

"Put, jemuran pakaian di halaman kok tidak kamu angkat. Padahal aku mau bantu."
"Biar aja. Pesan ibu, jemuran diangkatnya sore saja. "

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun