Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pesawat Tempurku!

3 Oktober 2023   11:03 Diperbarui: 3 Oktober 2023   11:39 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Langit Jakarta cerah di waktu pagi

Awan tampak berarak siaga

Angin berembus menuruti

Penghuni bumi sontak menengadahkan kepala

Karena tiba-tiba suara gemuruh datang

Menggetarkan dada

Menggetarkan dinding kaca

Mengkuatirkan bukti nyata cerita-cerita perang

Seorang ibu mendekap anaknya dalam gendongan

Di tangan kirinya semangkuk bubur untuk sarapan

Ia ada bersama tetangga lainnya

Mencari tahu ada apa gerangan

Sekian menit baru sadar

Lima pesawat tempur melintas garang

Melukis gumpalan  asap yang terpendar

Suasana sontak menjadi riang

Bocah-bocah berteriak senang

Itu pesawat tempurku!

Itu pesawat tempurku!

Jiwa dan raga mereka jauh memandang cakrawala dengan hati yang lapang

Dan ibu itupun bangga serta berbisik mendoakan," kelak anakku kaupun bisa seperti mereka para ksatria udara Indonesia."

Dirgahayu TNI!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun