Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Memori

21 Januari 2023   05:42 Diperbarui: 21 Januari 2023   05:44 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Pagi ini cerah
Udara sejuk sehabis shubuh
Mentari terlihat kian menyala
Menghangatkan
Meski datang dari celah rimbun dedaunan

Suara alam juga terdengar
Dari angin
Dari aliran sungai
Dari daun dan ranting yang berjatuhan
Jug kicau burung yang beterbangan di antara dua punggungan dan lembah

Dan bukit itu pun kini kembali menjadi saksi
Kehadiran lelaki tua di vil ini
Menghibur diri bersama istri
Menghabiskan pagi
Ditemani kopi dan roti
Sembari menyusun kata-kata menjadi puisi
Tentang suasana pagi  

Tentang cinta dua hati

Tentang jumpa yang di awali di bukit kenangan ini

Sebagai memori yang tak pernah mati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun