Mendengar itu Bahar tampak ragu. Oleh karena perbuatan yang tidak disengaja untuk membela diri dulu itu menyebabkan ia mendekam di penjara dan merana. Apalagi ini tampak direncanakan. Â
Bisa-bisa ia akan dihukum mati. Â Sementara bayaran yang ditawarkan tadi tidak seberapa besar.
Dengan hati-hati ia pun mulai bertanya pelan-pelan pada satu warga yang barusan membisikinya.
"Kira-kira lawan kita berapa orang?Dari kelompok desa mana?Senjata yang biasa mereka gunakan apa?"
Warga yang mendengar ucapan Bahar tadi pucat seketika airmukanya. Ia terlihat bingung dan tidak berani mengungkapkan. Sebab ia terlanjur lupa tentang apa yang ingin dikatakannya semula tatkala mendatangi Bahar. Â Jika ia katakan yang sebenarnya justru malah menyinggung kejantanannya.
Namun Bahar tetap mendesaknya.
"Siapa mereka itu?!"tekan Bahar dengan wajah mulai merah dan marah seraya menarik sarung bolong yang dililit di leher warga yang membisikinya tadi ke hadapannya.
Jawabnya terbata-bata,"ti .. ti.. tikus sawah!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H