Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Setelah Hujan Datang Kenangan

5 Januari 2023   17:49 Diperbarui: 5 Januari 2023   17:59 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Seorang petani menghibur diri
Di tengah lelahnya di antara hamparan sawah
Di dalam dangau
Di bawah guyuran hujan


Ia memantik api dengan korek dan sisa jerami lalu api segera menyala
Kehangatan pun mulai terasa

Kobaran api dan asap menutupi penglihatannya seketika

Namun tak lama angin kencang datang
Mengusir asap dan kembali terang
Hujan menyusul berhenti
Api juga mati


Petani itu tersenyum sendiri
Karena hujan itu istrinya tidak jadi datang menemani
Padahal makan siang yang di nanti di dangau ini selalu menjadi kenangan yang sangat berarti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun