Huruf dan baris kalimat dari buku yang dibacanya terlihat kabur. Padahal baru lima halaman dari bab pertama yang ia sudahi untuk membaca.
Buku novel Arus Balik karya Pramudya Ananta Toer yang lumayan tebal itu menarik perhatiannya sekarang ini. Ia tutup buku itu sementara untuk mencari kaca mata yang biasa dipakai.
Pikirnya mungkin ada di laci meja kerja, atau ditumpukan makalah yang semalam baru diselesaikannya untuk seminar esok. Ia mencarinya namun tidak ditemukan juga. Di rak buku pun sudah disusuri.
Tampak anak gadisnya yang akan kuliah di luar kota untuk tahun ini sedang menikmati tayangan televisi melihat ayahnya sedang mencari sesuatu. Barangkali ia bisa membantu, pikirnya.
"Ayah cari apa?"
"Ayah sedang baca novel tapi baru dua halaman kok terasa loncat-loncat hurufnya."
"Iya, terus ayah cari apa sampai mondar mandir begitu?"
"Kacamata. Ayah lupa menaruhnya tadi."
"Ya ampun, kacamata itu dipakai ayah,"tekan anak gadisnya ini.
Ia tidak merabanya namun melangkahkan kaki meninggalkan anak gadisnya menuju ke arah cermin di kamar untuk memastikan.
"Kemarin pulpen di saku saat mau tandatangan dokumen juga lupa. Sekarang saat baca juga begitu. Kenapa ini?"