Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sebilah Bambu di Sudut Pagar Bercat Biru

30 November 2022   21:11 Diperbarui: 30 November 2022   21:20 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebilah bambu dipegang ibu yang selalu diambil dari sudut pagar bercat biru

Untuk apa, gadis itu tidak tahu.

Gadis itu hanya berseru agar ibunya tidak usah repot mencari sesuatu dengan menggunakan bambu itu.

Bambu itu sudah koyak, dan tidak kuat.

Bambu itu mudah patah, dan sudah bengkok.

Bambu itu tidak tegak lurus lagi.

Gadis itu bilang pada ibunya,"aku bisa menggantikan bambu itu selama ibu tidak lagi mencari-cari sesuatu di sudut pagar bercat biru itu."

Ibu itu tersedu, dan malu.

Sebab rumah berpagar dan bercat biru itu rumah gadis dan ibu itu di mana ada seorang lelaki juga suami yang tidak lagi peduli terhadap istri, dan anak gadisnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun