Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Payung Warna Kuning

10 November 2022   09:10 Diperbarui: 10 November 2022   09:21 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sementara Munru sudah sejak tadi bangun. Ia terlihat bugar kembali. Munru memainkan payung itu berulang kali. Malah sepeda mini miliknya juga dinaiki tiada henti, bolak balik di petak rumah yang luasnya dua kali dua meter itu.

Munru sengaja kemudian menabrakkan sepeda mininya itu ke arah tubuh Paijo. Paijo tentu terkejut, dan terbangun. Paijo lihat Munru memamerkan giginya tanda gembira, dan siap untuk menyambut hari ini dengan kerja keras.

"Syukurlah Marlin Munru sudah sembuh,"lirih Paijo senang.

Munru menimpali dengan meloncat riang.

***

Di pagi itu juga keduanya menyusuri jalan di perkampungan. Dan, Munru tidak lagi digendong seperti biasa oleh Paijo. Untuk pagi ini ia melangkah ringan dengan lehernya yang tetap teriikat agar tidak menjauh dari Paijo.

Paijo dan Marlin Munru sudah ditunggu hiburan topeng monyetnya oleh anak-anak manusia yang sudah mulai langka sekarang ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun