Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Payung Warna Kuning

10 November 2022   09:10 Diperbarui: 10 November 2022   09:21 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Paijo pun pergi. Dari tiga rumah terdekat tiada satupun yang punya martil. Malah mereka bertanya, untuk apa malam-malam pinjam martil. Paijo hanya ringan menjawab untuk memperbaiki payungnya Munru yang rusak.

Tetangga mengerti tapi tidak bisa meminjami karena memang tidak punya. Karenanya Paijo tidak memaksakan diri lagi untuk meminjam martil pada tetangga yang lain. Ia justru mencari sebongkah batu barangkali ada di sekitar untuk membantu memaku di payung itu.

Tanpa sengaja, karena rezeki juga, ia temukan batu koral seukuran kepalan tangannya. Paijo senang, lalu kembali ke petak rumahnya.

Tapi sampai di rumah, dari luar ia mendengar suara yang sedang memukul sesuatu. Maka ia bergegas untuk melihatnya. Munru rupanya susah payah sedang  mencoba memperbaiki payung dengan martil di tangannya.

Melihat Paijo datang, Munru seperti merasa bersalah. Karena martil sejak Paijo mencari ia sembunyikan untuk ia coba perbaiki sendiri. Tapi akhirnya martil itu ia serahkan juga, dan tanpa bicara ia kembali ke pembaringan.

"Kamu memangnya sudah sembuh?"tanya Paijo sungguh-sungguh.

Munru hanya memberikan isyarat dengan bola matanya yang naik turun, tanda mulai terasa enak badannya.

Paijo pun segera memperbaiki payung itu. Tidak dengan batu yang ia temukan, tapi dengan martil. Pelan dan pasti payung itu sudah berfungsi kembali. Ia tes payung itu dengan buka dan tutup terlihat berjalan sempurna. Munru mengintip senang, dan tersenyum hingga kemudian ia tertidur pulas.

Paijo berharap semoga Munru besok sembuh, dan bisa membantunya kembali bekerja seperti biasa.

***

Esok pagi sekali, Paijo belum bangun meski ayam jago milik tetangganya berulangkali berkokok.  Ia terlelap seolah melupakan hari kemarin, dan siap menyambut hari ini bersama Munru dengan gemilang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun