Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lelaki Bercerita Luka

11 Oktober 2022   22:57 Diperbarui: 11 Oktober 2022   23:03 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tiada sesal yang mengendap di rongga dada kala bathin yang terhimpit luka  dilepas tanpa sungkan

Di situ ada sandaran

Yang menawarkan jalan terbuka bagi sesak di dada yang menyumbat laju pernapasan

Bukan TBC

Juga bukan bronchitis

Tapi

Sayatan yang membekas di jantung hati

Oleh lautan kecewa, samudera penyesalan, danau kepedihan, bahkan patah hati cinta bertepuk sebelah tangan

Bukan sayatan yang membekas akibat gunung keserakahan maupun tengkar keuntungan

Sekali lagi bukan

Jika cerita ini yang dibagi maka keangkaramurkaan yang bakal timbul dan muara dendam yang dalam

Kecewa, penyesalan, kesedihan, kebahagiaan, patah hati dan sejenisnya bagian dari diri manusia dan manusiawi

Lelaki maupun perempuan

Meski lelaki berotot kawat, bertulang baja, dan berdaging belati tetap menyimpan ruang yang kadang terisi oleh berbagai persoalan

Ketika bujang, menjadi suami, maupun beranak istri

Bicaralah, berbagilah

Pada teman, pada sahabat

Pada suami

Pada istri

Pada anak

Curahan luka hati akan terobati

Percayalah

Lelaki sejati bukan bersandar pada keangkuhan, tapi berani membuka diri dengan kelembutan

Kaulelaki bercucuran airmata ketika berbagi juga bukan kelemahan tapi kautelah mengakui arti pasangan hidup dan persahabatan

Di sana bakal lahir kebahagiaan bukan  kepura-puraan

Entah pura-pura di mata istri atau suami

Entah pura-pura di mata teman atau sahabat

Sebab kepura-puraan itu diliputi dusta dan kebohongan yang kelak akan putus di tengah jalan

Putus sebagai suami, putus pula sebagai istri

Serta putus pula untuk peroleh sandaran  bagi lelaki yang terpaku pada keangkuhan dan menolak arti teman dan persahabatan

Lelaki becerita bukan karena ada beban yang dipikul hingga sempoyongan tetapi luka yang mesti segera disembuhkan agar tiada lagi sisa-sisa sayatan yang nempel di rongga jantung dan hati

Karena itu lelaki sekali-kali berceritalah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun