Aku kekasih  yang bukan penyair. Takpernah menuangkan cinta berbelit-belit pada kertas kosong. Aku katakan cinta apa adanya, tanpa bumbu segala rasa. Dari mulutku. Pikiranku. Sebab itu yang ingin kaudengar.
Dan kaupun tenang.
Lalu berjalan. Liku-liku namun tertuju. Di sana di pelaminan dua hati kita menyatu. Terus singgah di peraduan. Di sini kita saling bertepuk badan.
Tahun terlampaui. Musim berganti. Anak datang silih berganti. Cinta bukan lagi sekadar kata-kata. Tapi perjuangan penuh makna. Kautak pernah tergoda. Tapi aku mudah menggoda jenismu di luar sana. Bukan karena ingin cari perhatianmu. Bukan juga karena bosan. Justru karena cinta aku melakukan ini diam-diam.
Segalanya aku lakukan untukmu.
"Kaupasti mengerti, Kan?"
Aku tahu kautidak akan mau, dan pernah mengerti meski bathinmu menjerit mencari tahu. Tapi aku tetap mencintaimu. Sungguh. Aku katakan sekali lagi segalanya ini untukmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H