Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lelaki Berwajah Keras

7 September 2022   07:34 Diperbarui: 7 September 2022   07:45 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Cendawan beracun berbaris teratur

Tersebar di rerumputan basah hutan tropis

Kemilau mentari menyala

Dari sela-sela pepohonan ulin yang menjulang tinggi

Di sana tampak lelaki berwajah keras termenung seorang diri dengan busur dan anak panahnya

Menanti ke kasih yang takkunjung kembali

Kemana dia?

Dengan siapa?

Pada alam dan seisi hutan ia bertanya

Hening

Sunyi

Sepi

Takada jawab

Ia lepaskan kemudian anak panah itu dari busurnya untuk mencari tahu kabar kekasihnya

Berharap betina itu masih sendiri

Tidak dengan siapa-siapa

Atau dibawa oleh pejantan lain seperti dirinya

Ia hanya dibekali ketidakberdayaan untuk menanti yang takpasti

Sekarang ini

Di selimuti udara lembab hutan yang tiada pernah mau peduli

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun