Baru dua bulan ini mas Jack mengganti mobil barunya. Dari jeep Rubicon ke Lamborghini. Bukan apa-apa ia mengganti kendaraan untuk aktivitasnya ini. Selain untuk urusan bisnis juga punya daya tarik untuk menggaet perempuan, aneka usia. Usia setengah tua maupun gadis tumbuh kembang.
Wajar saja ia begitu sebab saban Sabtu malam minggu, ia sudah biasa gonta ganti penumpang di sisi stirnya. Penumpang yang baru dikenal atau yang memang jadi pacarnya. Herannya semua wanita aneka usia yang pernah diangkutnya tidak pernah protes. Maklum, mas Jack di samping royal juga rupawan. Sekali ancam jika teman kencannya ini protes, maka di delete dari aktivitas rutin mingguannya. Padahal tidak main-main perempuan yang acapkali dibawanya itu. Rata-rata kaum sosialita.
Tapi dua bulan ini ia mengganti mobil bukan tanpa alasan. Sebab ada yang diincarnya. Siapa lagi kalau bukan wanita. Wanita ini entah bagaimana membuatnya sesak nafas. Jantung berdenyut kencang. Bila mendengar atau disebut nama wanita itu ia deg-degan. Pendek kata, mas Jack benar-benar tersungkur dihadapan wanita itu bila dijumpainya.
Ia berfikir dengan mobil baru mutakhir yang ongkos pajaknya seharga rusunawa ini bakal mudah untuk menggaet wanita idamannya. Â Tapi faktanya tidaklah mudah. Karena tidak mudah ini maka ia segera putuskan untuk tidak lagi konsentrasi dengan wanita-wanita yang lain itu. Ia sudahi petualang tebar pesonannya. Fokus hanya dengan wanita ini saja.
Maka mas Jack perlahan ada keberanian juga. Ia datangi wanita ini di suatu warung tegal di jalan Ijo roto-roto. Ia tentu saja tidak sengaja menjumpai wanita ini di warteg itu. Ceritanya mas Jack sekadar mampir untuk membeli emping kesukaannya usai pesta wine di restoran seberang warteg ini. Dari sini ia melihat wanita tersebut yang melayani pesanan empingnya.
Perjumpaan pertama itu membuatnya kontan jatuh hati. Segala upaya telah ia lakukan dengan sekadar mengirim pesan lewat orang-orang yang biasa makan di warteg itu dengan imbalan. Tapi rupanya tidak mempan. Padahal salam yang ia kirim lewat kurir-kurir cinta itu sangat diharapkannya untuk dibalas.
Hari ini ia datang. Bunyi knalpot kendaraan menguncang area sekitar warteg. Orang-orang menyambutnya senang. Sekali sapa uang 20 ribuan diterima cuma-cuma untuk mereka. Mas Jack bilang, "jangan lupa kenyang."
Di warteg ini ia pesan makanan. Dilayani seperti biasa oleh wanita ini. Mas Jack berbincang juga akhirnya. Omong sana-omong sini ia terus terang jatuh hati padanya. Si wanita itu mendengar pengakuan mas Jack tiba-tiba malah tertawa. Entah senang, atau malah dianggap sekadar main-main. Padahal mas Jack sungguh-sungguh mengatakannya.
Tidak cuma sekali mas Jack mengatakan, malah berkali-kali hingga makanan yang sudah tersaji didiamkan saja. Semakin berkali-kali mengatakan itu, justru semakin jauh dari harapan. Wanita pelayan warteg ini menolak keras untuk menjadi pacarnya.
Karuan mas Jack jadi meriang. Percuma ia sebagai lelaki yang tajir melintir punya mobil sport langka tapi ditolak cintanya. Karenanya untuk usahanya berhasil menaklukkan hati wanita itu, ia jumpai dukun pelet.
Kata mbah dukun sembari serahkan jimat itu,"ini fosil curut, ajian untuk melumpuhkan hati wanita. Kantongi saja, lalu jumpai dia, sebut namanya berulangkali. Pasti akan ikuti maumu."