Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Suara-Suara Gamang

29 Agustus 2022   23:27 Diperbarui: 29 Agustus 2022   23:28 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bunyi gemericik air yang turun dari lintasan punggungan bukit meliuk ke lembah  menggores bebatuan

Satu-satu burung mendarat mematuk-matuk, haus

Ranting, dan dedaunan berjatuhan di hembus angin

Alam hutan, dan pegunungan berkilau di sorot mentari pagi di akhir bulan Agustus

Suara desing kendaraan meliuk-liuk di jalan menebar debu, dan asap pencemaran

Satu-satu orang menutup hidung, mendengus

Jiwa, dan raga menjadi kalut di persimpangan jalan

Kota, dan kehidupannya diselimuti kegersangan tanpa barisan pinus  

 

Alam, hutan, dan pegunungan

Kota, gedung tinggi, dan instalasi

Entitas yang tiada pernah henti hingga di masa akhir nanti

Manusia ada dibuaian kondisi demikian

Suara-suara bising, juga hening bisa menginspirasi bahkan memanipulasi

Seperti bertentangan, tetapi satu tujuan

Untuk mencari kesejatian

Dari manusia yang diliputi kegamangan di tengah hidup yang tak lagi alami sarat dengan pabrikasi

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun