Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Racun Warisan

28 Agustus 2022   15:12 Diperbarui: 28 Agustus 2022   15:18 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kamu yakin tidak ada yang melihat ketika kamu masuk ke rumah itu, dan taburkan racun di sayuran?"

"Tidak ada seorang pun. Tenang saja,"Jenglot meyakinkan Blorong.

"Hmm syukurlah, berarti harta abangmu Jenggo, tidak akan berpindah pada anak sialan itu."

"Semoga saja."

Mereka habiskan sore itu dengan narkoba sembari diselimuti khayalan bakal peroleh harta tuan Jenggo, dan nyonya Olive untuk keperluan candunya ini.

***
Benar saja berita di sore itu lewat siaran radio, dan televisi sampai juga pada tuan Jenggo, dan nyonya Olive yang terkejut tiada kepalang. Nyonya Olive pingsan. Tuan Jenggo tak karuan perasaannya. Di rumahnya itu tampak dilayar tv telah didatangi oleh polisi.

Mereka pun sesaat kemudian, usai nyonya Olive siuman bergegas dari luar kota kembali ke kediamannya dengan pesawat terbang.

Sepanjang perjalanan nyonya Olive nyala matanya. Ia sudah yakin, mantap dan memastikan bahwa Brutus dalang semua peristiwa ini.

"Tunggu pembalasanku!"bathin amarahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun