Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Antara Remang Sisa Cahaya

27 Agustus 2022   20:51 Diperbarui: 27 Agustus 2022   21:06 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pria berkaca mata berdiri di kamarnya tertegun

Di antara remang sisa cahaya

Tidak percaya

Sudut kiri matanya mencoba melirik santun

Ada istrinya duduk di situ sedang melamun

Sembari menopang dagu

Rupanya tidak rela diganggu

Dibiarkan saja meski matanya tampak menyala seperti api unggun

Kaca mata pria itu dilepasnya

Dipegang lemah

Nafasnya ditarik berirama

Pasrah

Istrinya tidak juga beranjak

Meski diajak dengan tutur kata bijak

Untuk berpikir ulang sejenak

Namun tetap saja memaksa untuk retak

Di luar sinar rembulan redup seketika

Di dalam cahaya jadi gelap gulita

Pria berkaca mata, dan istrinya

Tiada lagi ada di sana

Mereka telah memilih jalan yang tidak disangka-sangka setelah sekian lama bersama

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun