Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Detik Terakhir

26 Agustus 2022   08:57 Diperbarui: 26 Agustus 2022   09:01 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Detik terakhir hidupmu

Hanya terekam dalam gambar

Terbujur lemah di pembaringan

Tiada lagi daya

Aku, kami, semua tetap miliki asa

Engkau mampu bangkit

Untuk mengulang kisah seperti dulu

Di antara pahit manisnya jalan yang pernah dilewati bersama

Tapi asa tinggalah asa

Kabar itu tiba

Sang pemilik usia menjemputmu

Aku, kami semua tiada bisa berkata

Hening

Do'a

Airmata

Engkau telah melangkah kini menuju jalan sunyi yang abadi

Aku, kami semua menjadi saksi

Engkau telah tinggalkan  legasi

Bagi fondasi organisasi

Yang masih berjalan hingga kini

Didin Komarudin, Santoso Pribadi

Di Bukit Picung cerita itu di mulai

Di sana terangkai cita-cita dengan sahabat Diklat angkatanmu

Mengurai jalan organisasi sebagaimana cerita menegakan benang basah

Aku ada di antara jalan itu

Dedikasi, spirit, cita-cita  masih tersimpan di benak hingga kini

Orang boleh jadi meremehkan

Tapi engkau berdua telah membuktikan

Aku berterima kasih mendapatkan arti yang tak terganti

Dari sekian banyak ilmu yang telah engkau beri

Di sini di Bimapala Universitas Islam Jakarta semua itu diawali

Di gunung, di tebing, di sungai, menjadi area  untuk belajar mengalahkan diri

Dan, detik terakhir hidup kalian telah meninggalkan kenangan, dan cita-cita  yang terus kami bawa

Selamat jalan sahabat

Kelak aku, kami semua  akan menyusul juga

Hello gank!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun