Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta Segitiga Tuan Kutkut

21 Agustus 2022   20:24 Diperbarui: 21 Agustus 2022   20:26 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tapi tiga bulan berjalan sebagai pasangan suami istri, abang Kutkut heran. Tiap bulan istrinya Kumkum selalu sensi, disayang salah, tidak disayang, apalagi. Sensinya ini bisa turun, bahkan hilang beberapa saat setelah terima jatah bulanan dari gajinya.

Suatu ketika ia bertanya pada dokter tentang hal itu. Kata dokter, "itu gejala pramenstruasi syndrome, perempuan sering sensitif perasaannya di fase ini."

Abang Kutkut jadi mengerti akhirnya, kenapa juga gajian itu mesti dibayar tiap bulan oleh perusahaan.  Rupanya perusahaan paham betul secara defenitif padanya. Supaya sensi istrinya itu tidak lepas kendali ditanggal tua. Walau begitu tak jadi soal. Endingnya, tuan Kutkut dan nyonya Kumkum tetap bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun