Penyanyi, dan pencipta lagu Giring Ganesha dari grup band Nidji resmi, dan tidak main-main mencalonkan diri sebagai presiden RI kelak di tahun 2024. Semoga pencalonan ini serius, dan bukan gimmick semata. Ini politik. Politik yang punya dimensi luas pada ranah aktivitasnya.
Karena ini politik, maka kendaraan politiknya juga jelas, yakni Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang mengusungnya. Dari perspektif politik yang paling sederhana sekalipun bisa dilihat Giring, dan PSI memang taat azas, dan aturan dalam soal pencalonan presiden ini.Â
Prosedur pencalonan pemimpin nasional di alam demokrasi menjadi punya nilai. Â Perkara dipilih atau tidak nantinya bukan soal. Soal ini merupakan proses perjuangan yang mau tidak mau akan bikin capek, dan sarat tekanan.
Boleh dibilang perjuangan sejak sekarang tak cuma kursi DPR Â yang akan disasar (melewati ambang batas suara). Tapi juga yang paling penting meyakinkan pemilih, baik muda maupun tua. Pemilih ini ada di seluruh penjuru tanah air.
 Untuk meyakinkan pemilih saja di antero tanah air butuh amunisi yang luar biasa. Mulai dari soal iklan tampang, sampai datang, atau kunjungan.
Membayangkan untuk melakukan ini saja bikin pegel, apalagi yang menjalankan.
Cuma sayang, meski prosedur pencalonan punya nilai, mestinya PSI, dan Giring tidak ragu untuk sekaligus juga calon wakil presidennya. Calon presiden, dan wakil presiden dari PSI!Â
Jika ini dilakukan serius juga barangkali anak muda, dan orang tua akan mereka-reka sejak sekarang. Dari sejak sekarang akan menyelidiki, meneliti, dan menilai yang pada ujungnya mengeksekusi. Pilih atau jangan di tahun 2024.
Apa alasannya pencalonan presiden saja, dan Giring pula?Yang bisa menjawab pasti PSI, atau mungkin partai koalisi di mana PSI di dalamnya. Namun mudah rasanya ditebak, pencalonan ini sebatas untuk mendongkrak popularitas pasar PSI di mata publik. Kalau ini yang dimainkan terlihat tanggung, konyol, dan main-main.
Populraitas sudah pasti dipunyai secara personal. Sebab soundtrack film dari lagu Laskar Pelangi sempat menasional. Dan, nama Giring di mata kaum milenial dikenal. Sebatas dikenal saja, tidak lebih.
Untuk itu patut dipertimbangkan, bila serius, dan tidak main-main, segera ditampilkan juga calon wakil presidennya. Karena ini aturan konstitusi. Â Sebagai anak muda tentu punya tekad, dan keberanian. Anda seorang politisi, dan PSI bisa jadi pesawat untuk mengangkasa kelak bila sungguh-sungguh.
Meski super berat perjuangannya untuk dijalankan, setidaknya dinamika politik kaum muda yang diwakili PSI akan mewarnai peta politik di Indonesia. Bicara teknik, taktik, maupun strategi yang bakal ditempuh untuk meraih cita-cita itu tentu sudah matang dipikiran, bukan khayalan.
Mimpi anak muda untuk Indonesia maju adalah mimpi para pendahulu, dan orang tua sekarang. Mimpi PSI untuk anti korupsi, dan menghargai kemajemukan, juga merupakan cita-cita para pendahulu negeri.Â
Hanya saja mimpi yang ada sekarang ini untuk menjadi pemimpin nasional bukan sekadar memoles rambut jambul hitam menjadi pirang, lalu dihitamkan lagi, Mesti maju terus sampai namanya tercatat di Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Jika tidak sampai ke sana, maka kami kaum muda, dan orang tua cuma bisa bilang,"lihat mereka cuma senang bikin geger, setelahnya tiarap, dan cengengesan."
Semoga saja pencalonan presiden Giring, dan wakil presidennya, serta PSI tetap konsisten, sembari mengevaluasi calon-calon pemimpin nasional yang gagal dari masa lalu yang meratapi kegagalannya hingga sekarang.Â
Sekaligus juga menguatkan peran politik PSI di mata publik secara konkrit. Terlebih yang telah duduk di lembaga parlemen daerah sekarang ini. Maju terus kaum muda Indonesia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H