Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bintang Ogah Pagari Bulan

21 Agustus 2020   04:58 Diperbarui: 22 Agustus 2020   07:40 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ada dua mas,"

"Nah saya, dan mas Sumeng ambil itu handphone. Bayar nanti dicicil ya. Mau?"

Pedagang handphone tidak menjawab iya, juga tidak menjawab tidak. Tapi disimpulkan mas Mo, dan mas Sumeng setuju.  Akhirnya orang yang mencuri itu kini bukan mencuri lagi, tapi dihadiahi oleh keduanya. Orang ini pun lekas pergi, dan membawa handphone bekas tersebut.

***

Tengah malam itu keduanya mas Mo, dan mas Sumeng berbincang lagi. Di hadapan mereka kini kucing-kucing berkeliaran, tapi tidak mengeong. Mereka sedang menguping percakapan keduanya.

"Kejadian tadi malam semoga tidak terjadi lagi esok."harap mas Mo.

"Esok, dan esoknya lagi,"juga harap mas Sumeng.

"Tapi orang itu kelihatan takut, gemetar, dan juga lapar,"jelas Mas Mo.

"Dia sudah kelaparan,"tegas mas Sumeng.

"Apakah kita akan kelaparan, dan seperti itu?Tanya mas Sumeng.

Mendengar itu mas Mo buru-buru masuk ke dalam, dan tidak mau berpikir jauh. Ia merasa kecut, kuatir, dan takut.  Namun mas Sumeng  bertahan sebentar untuk tidak masuk. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun