Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Aroma Unik di Rumah Haji Mukti

13 September 2019   14:16 Diperbarui: 14 September 2019   23:53 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi bengong (sumber: @kulturtava)

"Kentut pak Haji."

"Ya ampun soal kentut aja jadi rame gini. Emangnya bau??"

Mendengar itu Karim hanya mesem saja. Dan, tertawa puas usai keluar dari rumah Haji Mukti. Zaid juga Salim sama halnya terbahak sambil tepuk-tepuk punggung Karim. Sementara Salman terdiam, merasa sial malam ini, makan tidak tapi kebagian ampasnya. Ampas Karim pula! ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun