Keraguan masyarakat akan perubahan wajah dunia pasca pandemi perlahan terjawab. Salah satunya dalam dunia pendidikan. Perubahan karakter siswa pasca pandemi menjadi perhatian yang serius. Keakraban dengan dunia maya (media sosial dan game online) mempengaruhi karakter anak. Sekolah sebagai instansi resmi pendidikan mempunyai tanggung jawab untuk menangani masalah ini. Tugas lembaga pendidikan tidak hanya meningkatkan kemampuan akademik anak. Namun, perlu menanamkan karakter kebangsaan atau perlunya pendidikan moral. Pendidikan bukan hanya transfer of knowledge tetapi juga transfer of value sehingga peran guru sangat dibutuhkan dan tidak dapat digantikan dengan teknologi secanggih apapun.
       Pendidikan moral perlu untuk diterapkan di sekolah (meskipun sekolah bukan satu-satunya wadah untuk hal ini). Hal inilah yang membuat Nel Noddings, seorang filsuf pendidikan berpikir bahwa etika kepedulian harus ada dalam dunia pendidikan. Setiap orang dilatih untuk peduli terhadap dunia. Noddings berpendapat bahwa tujuan pendidikan adalah mempersiapkan generasi muda untuk kehidupan dewasa. Berdasarkan tujuan ini menjadi jelas bahwa pendidikan menjadi proses bagi manusia untuk belajar segala sesuatu dalam seluruh proses kehidupannya yang pada akhirnya memberikan dampak pada kehidupan sosial (Khoitunnisa Mi'rojiah, 2012: 53). Noddings menilai bahwa tujuan utama pendidikan saat ini bukanlah tujuan moral untuk menghasilkan orang-orang yang peduli tetapi dorongan yang tak kenal lelah dan sia-sia untuk kecukupan akademik. Prioritas pendidikan perlu untuk ditata ulang sehingga semua anak harus belajar untuk peduli terhadap orang lain.
     Terwujudnya visi Indonesia Emas 2045 dipengaruhi oleh seberapa peduli seseorang akan keadaan bangsa. Visi hanya akan tetap terpampang tanpa makna. Gema harapan tentang wajah Indonesia yang lebih baik akan terus terdengar. Narasi tentang perubahan yang lebih baik akan terus dikisahkan dari generasi ke generasi jika kepedulian akan perubahan belum mampu menggerakan setiap orang. Tahun 2045 memang masih jauh. Namun, pendidikan karakter bukan hanya untuk mencapai tujuan Indonesia Emas 2045. Efek pendidikan karakter berlangsung terus menerus dalam hidup bersama. Seseorang mungkin akan mengatakan bahwa ia peduli. Namun, apakah ia benar-benar peduli jika tidak ada relasi yang baik dalam upaya pembentukan karakter?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H