Mohon tunggu...
Ersa Wijaya
Ersa Wijaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ersalmaika Aprilian Wijaya Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Peserta CoE, Magang di Kantor YH and Partner Law Office

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Euforia Alkohol Berakhir Tragis: Pengemudi Mabuk sebabkan Kecelakaan Maut

24 Agustus 2024   11:00 Diperbarui: 26 Agustus 2024   22:49 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Insiden kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pengemudi dalam kondisi mabuk kembali menghantui jalanan kita, menjadi perhatian utama publik. Euforia sementara akibat konsumsi minuman beralkohol seringkali berakhir tragis, nyawa-nyawa yang hilang sia-sia dan menimbulkan luka-luka serius pada banyak orang. Fenomena ini bukan sekadar masalah angka, melainkan masalah sosial serius yang menuntut perhatian kita semua.

Menurut data WHO tahun 2018, kecelakaan lalu lintas di Indonesia menyebabkan 41.862 korban tewas atau 2,46% dari total kematian. Dalam tiga tahun terakhir, jumlah kecelakaan di Indonesia mengalami pasang surut. Namun, masih tergolong tinggi. Pada 2019, jumlah kecelakaan lalu lintas sempat mencapai 121.234, turun pada 2020 menjadi 102.005; lalu pada 2021 kembali naik menjadi 105.875 kejadian. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa faktor manusia menjadi penyebab utama kecelakaan, dengan pengemudi mabuk sebagai salah satu kontributor terbesar. Contohnya, pada tahun 2019, sebanyak 856 kecelakaan disebabkan oleh pengemudi yang mengonsumsi alkohol. 

Alkohol memiliki dampak signifikan terhadap fungsi otak, termasuk kemampuan untuk berkonsentrasi, mengambil keputusan, dan mengontrol gerakan. Ketika seseorang mengonsumsi alkohol, kemampuan motoriknya terganggu, refleks menjadi lambat, dan penglihatan menjadi kabur. Akibatnya, pengemudi dalam keadaan mabuk kesulitan mengendalikan kendaraan, memperkirakan jarak, dan merespons situasi darurat dengan cepat. Selain itu, alkohol juga dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Pengemudi mabuk cenderung lebih berani mengambil risiko, mengabaikan rambu lalu lintas, dan mengemudi dengan kecepatan tinggi. Kombinasi dari faktor-faktor tersebut membuat kecelakaan lalu lintas menjadi sangat mungkin terjadi.

Berdasarkan penelitian, mengkonsumsi alkohol secara tidak langsung mempengaruhi kehidupan, seperti berdampak pada memori, emosi maupun kontrol diri. Seseorang yang mengkonsumsi alkohol cenderung sulit untuk mengontrol dirinya dalam mengambil keputusan dikarenakan terjadinya pengurangan pada volume grey matter yaitu tempat kemampuan unik manusia untuk berpikir dan bernalar akibat pengaruh zat adiktif dalam alkohol. Menurut DSM V, mengkonsumsi alkohol dengan tingkatan tertentu dalam jangka waktu yang panjang dapat merusak memori dan kemampuan dalam mengolah memori baru akan sangat terganggu. Dalam keseluruhan, studi menunjukkan bahwa alkohol memiliki dampak signifikan terhadap fungsi otak, termasuk kemampuan untuk berkonsentrasi, mengambil keputusan, dan mengontrol gerakan. Mengkonsumsi alkohol dalam dosis tinggi dapat meningkatkan resiko kecelakaan.

Kecelakaan akibat pengemudi dalam keadaan mabuk terus berulang, salah satu faktor utama yang mendasari peristiwa tragis tersebut adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya mengonsumsi alkohol dan mengemudi. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan langkah-langkah yang lebih komprehensif, penegakan hukum terhadap pengemudi yang tertangkap mengemudi dalam keadaan mabuk harus dilakukan secara tegas dan konsisten, melakukan tes alkohol secara berkala terhadap pengemudi, terutama di tempat-tempat yang sering menjadi tujuan berkumpulnya masyarakat, melalui berbagai media, kampanye secara masif perlu dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya mengonsumsi alkohol dan mengemudi, pendidikan tentang bahaya alkohol dan pentingnya keselamatan berlalu lintas harus dimulai sejak usia dini, baik di sekolah maupun di lingkungan keluarga, Pemerintah pusat dan daerah perlu bekerja sama dalam menyusun kebijakan dan program pencegahan kecelakaan lalu lintas akibat pengemudi mabuk, Masyarakat perlu dilibatkan secara aktif dalam upaya pencegahan, misalnya dengan membentuk komunitas peduli keselamatan lalu lintas atau melaporkan pengemudi yang mencurigakan.

Selain upaya pemerintah, peran masyarakat sangat penting dalam mencegah kecelakaan lalu lintas akibat pengemudi mabuk. Setiap individu memiliki tanggung jawab untuk menjaga keselamatan dirinya sendiri dan orang lain dengan tidak mengemudi dalam keadaan mabuk. Kecelakaan lalu lintas akibat pengemudi mabuk adalah masalah serius yang harus kita hadapi bersama. Euforia sesaat tidak sebanding dengan nyawa yang hilang. 

Mari kita bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih aman dengan tidak mengemudi dalam keadaan mabuk dan melaporkan jika melihat ada pengendara yang mencurigakan. Ingat, keselamatan adalah tanggung jawab kita bersama.

Ersalmaika Aprilian Wijaya, Peserta Magang CoE Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang, Magang di Kantor Hukum YH and Partners.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun