Mohon tunggu...
Ersa Athiyyah
Ersa Athiyyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

18 y.o. she/her

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengecualian Vaksinasi Covid-19 bagi Pasien Penderita Autoimun

16 Juli 2021   16:15 Diperbarui: 16 Juli 2021   16:42 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah lebih dari satu tahun sejak pandemi virus Covid-19 melanda Indonesia. Akan tetapi, masuknya virus Covid-19 varian baru, Delta, membuat kondisi Indonesia saat ini semakin memburuk. Berdasarkan data yang diterbitkan oleh Johns Hopkins University Center of Systems Science and Engineering (JHU CSEE), tercatat kasus baru di Indonesia sebanyak 6.462 pada tanggal 16 Februari 2021 dan 21.342 pada tanggal 27 Juni 2021. Meningkatnya jumlah kasus baru di Indonesia menjadi salah satu faktor pemerintah menggencarkan program vaksin bagi masyarakat.

Pada masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, vaksinasi sangat diperlukan. Selain untuk menekan angka positif dan kematian, vaksinasi juga diharapkan dapat mendorong terbentukya herd immunity 'kekebalan kelompok'. Vaksinasi dilakukan agar sistem kekebalan yang ada di dalam tubuh seseorang dapat mengenali dan dengan cepat melawan bakteri atau virus penyebab infeksi. Namun, apakah program vaksinasi Covid-19 bisa didapatkan oleh semua orang?

Dilansir dari halodoc.com, vaksin bekerja dengan cara menciptakan suatu kondisi di mana sistem kekebalan akan mengenali dan memerangi patogen (mikroorganisme parasit), baik virus maupun bakteri. Cara kerja tersebut berupa memasukkan molekul tertentu dari patogen ke dalam tubuh untuk memicu respons imun. Molekul tersebut disebut dengan antigen. 

Dengan masuknya antigen ke dalam tubuh, sistem kekebalan akan mencoba mengenalinya. Karena perannya sebagai pelindung tubuh, sistem kekebalan akan melawan, memproduksi antibodi, serta mengingat kehadiran antigen tersebut. Oleh karena itu, jika suatu saat nanti patogen menyerang tubuh, sistem kekebalan otomatis akan mengenali antigen dan menyerang secara agresif sebelum patogen menyebar yang menyebabkan penyakit. Sederhananya, antigen yang masuk ke dalam tubuh akan berpura-pura menjadi patogen tertentu sehingga ketika patogen tersebut menyerang tubuh, sistem kekebalan akan sudah mengenalinya melalui antigen yang sebelumnya masuk ke dalam tubuh.

Karena cara kerja vaksin tersebut, pasien penderita autoimun tidak bisa menerima vaksin Covid-19. Penyakit autoimun merupakan penyakit yang terjadi dikarenakan sistem kekebalan tubuh pasien menyerang sel-sel sehat dalam tubuhnya, sedangkan sistem kekebalan tubuh seharusnya berfungsi melindungi tubuh dari penyakit dan sel jahat. Oleh karena itu, para pasien penderita autoimun tidak boleh sembarangan menerima vaksin. Apabila pasien penderita autoimun menerima vaksin, dikhawatirkan penderita rentan terinfeksi penyakit lainnya akibat sistem kekebalan tubuh yang melemah.

Dikutip dari Creaky Joints, ada beberapa kondisi autoimun yang harus diperhatikan lebih lanjut bila pasien autoimun akan melakukan vaksinasi, yaitu kondisi pasien penderita autoimun peradangan, seperti rheumatoid arthritis (rematik), axial spondyloarthritis, dan lupus. Selain itu, pasien penderita crohn, ulcerative colitis, psoriasis, dan multiple sclerosis juga tidak bisa sembarangan menerima vaksin. Ada dua kekhawatiran yang mungkin bisa terjadi jika pasien divaksinasi, yakni vaksin mungkin akan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh penderita secara tidak aman atau tidak tepat dan obat imunosupresan (obat untuk menekan atau menurunkan sistem kekebalan tubuh) yang dikonsumsi penderita autoimun memiliki kemungkinan akan mengganggu keefektifan vaksin. (Anastasia 2021)

Berdasarkan pernyataan yang dibuat oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sebenarnya vaksin mRNA Covid-19 bisa diberikan kepada pasien penderita autoimun. Namun, pasien autoimun harus menyadari bahwa saat ini masih belum ada data mengenai keamanan vaksin Covid-19 bagi pasien penderita autoimun. CDC juga menyebutkan bahwa jika seseorang memiliki kondisi atau sedang melakukan pengobatan yang melemahkan sistem kekebalan tubuh, orang tersebut tidak akan sepenuhnya terlindungi walaupun setelah melakukan vaksinasi penuh. Setelah melakukan vaksinasi pun pasien penderita autoimun tetap perlu melakukan tindakan pencegahan.

Oleh karena itu, untuk saat ini pasien penderita autoimun tidak disarankan untuk melakukan vaksinasi dikarenakan data yang tersedia masih terbatas. Jika pasien autoimun ingin melakukan vaksinasi sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter. Vaksin Covid-19 memiliki efek samping yang bisa lebih parah jika dialami oleh pasien autoimun dibandingkan dengan orang sehat. Pasien diharapkan tetap sabar menunggu data penelitian sembari menerapkan protokol kesehatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun