Kompetisi Liga 1 BRI telah memasuki jeda menjelang paruh kedua. Persib Bandung sang kampiun tahun kemarin berada di puncak dengan point 38. Persebaya menguntit dengan perolehan point 37. Di posisi ketiga Persija tercecer agak jauh dengan 31 point.
Sebagai catatan Persib Bandung masih punya tabungan 1 pertandingan melawan Bali United. Pertandingan Persib versus Bali United kala itu ditunda karena Persib disibukkan dengan pertandingan-pertandingan di level klub Asia. Jadi bilamana Persib bisa menang atas Bali United maka point akan menjadi berselisih 4 point.
Jeda kompetisi biasanya akan diikuti dengan transfer windows. Dimana setiap klub dibolehkan melakukan perubahan pada skuadnya. Biasanya setiap klub akan menambah atau mengganti pemain agar tampil lebih baik.
Waktu yang tersedia sekitar 2 minggu harus dimanfaatkan maksimal agar strategi yang dilakukan tidak sia-sia. Pemain-pemain yang tidak perform sudah pasti akan dilepas untuk digantikan pemain yang lebih mumpuni.
Dibutuhkan kejelian para pelatih pada fase ini. Karena bilamana strategi dijalankan tidak tepat maka jangan harap bisa memperoleh hasil maksimal. Hal terburuk adalah klubnya terdegradasi dan terjungkal ke Liga 2.
Salah satu strategi yang paling krusial adalah pembelian pemain baru. Pemain baru sudah pasti diharapkan akan membantu klub agar tampil lebih baik lagi. Namun apabila yang terjadi sebaliknya maka klub harus bersiap-siap gagal mencapai posisi idaman mereka. Belum lagi ketidak puasan para pendukung yang seringkali disuarakan dengan brutal.
Bagi pendukung masa jeda dan transfer window juga terasa cukup mengasyikkan. Mereka biasanya akan setia memantau berita-berita sekitar keluar masuknya pemain. Tak jarang mereka akan ikut campur mencalonkan pemain yang mereka rasa cocok untuk tim yang mereka dukung.
Penentuan soal pemain sepenuhnya adalah hak pelatih. Pelatih yang menentukan strategi, taktik dan skema permainan di lapangan. Sudah barang tentu dialah yang mengerti typical pemain yang akan dia mainkan.
Disinilah titik penting dan gentingnya. Sekali salah merekrut pemain maka itu akan menjadi masalah mereka hingga akhir masa kompetisi. Sudah tidak ada lagi kesempatan memperbaiki penampilan dengan merekrut pemain baru. Yang tersisa hanyalah mengoptimalkan pemain yang ada.
Di paruh kompetisi Liga 1 BRI sudah 12 pelatih yang terpaksa terkena PHK. Liga 1 BRI sendiri hanya diikuti 18 klub. Artinya hanya 6 klub yang tidak melakukan pergantian pelatih pada paruh pertama kompetisi. Begitu mengerikannya Liga 1 BRI bagi pelatih-pelatih sepakbola.
Berkaca dari kondisi tersebut para pelatih pasti tak mau gegabah dalam menerapkan strategi di masa Transfer Window. Sebisa mungkin strategi yang diyakini akan membawa klub kearah lebih baik akan dijalankan dengan cermat dan penuh perhitungan.
Namun sepakbola tetaplah sebuah permainan. Akan ada yang menang tapi juga akan ada yang kalah. Dan sejatinya sebuah kompetisi hanya akan memunculkan satu tim sebagai juara. Sebagus apapun strategi dan secermat cermatnya persiapan, pemainan di lapangan yang menentukan.
Seperti kata Johan Cruyff " Dalam sebuah pertandingan tim pasti akan melakukan kesalahan, tim yang paling sedikit melakukan kesalahan akan menjadi pemenang".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H