Mohon tunggu...
ERRY YULIA SIAHAAN
ERRY YULIA SIAHAAN Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis, guru, penikmat musik dan sastra

Menyukai musik dan sastra.

Selanjutnya

Tutup

Diary

"Jakcation in Monas": Urusan Sampah dan Toilet yang Belum Tuntas

16 April 2024   02:34 Diperbarui: 17 April 2024   08:55 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana pada puncak "Monas Week 2024" pada Sabtu (13/04/2024). "Jakcation in Monas" menjadi opsi menarik untuk menghabiskan liburan dengan keluarga. (Sumber: Dokumentasi keluarga).

Untuk masa khusus itu, kawasan Monas beroperasi dari pukul 06.00-22.00, namun khusus untuk eksplor Tugu Monas dibuka pada pukul 08.00-18.00 WIB (dengan tutup loket pada pukul 17.00).

****

Suasana di lapangan dan taman sekitar Monas yang cukup ramai pada puncak Monas Week 2024. (Sumber: Dokumentasi keluarga)
Suasana di lapangan dan taman sekitar Monas yang cukup ramai pada puncak Monas Week 2024. (Sumber: Dokumentasi keluarga)
Dari Depok, kami berangkat sebelum pukul 17.00 WIB dan tiba di sekitar Monas lewat pukul tujuh malam. Lumayan lama, karena lalu-lintas cukup padat makin mendekati lokasi.

Sulit sekali mencari tempat parkir. Jika parkir sembarangan atau tidak sesuai waktu/tempatnya, kata seorang bapak, ban kendaraan akan dikempiskan oleh petugas. Tentu saja, mobil kami terus melaju, ketimbang pulang dengan repot hanya karena penasaran untuk membuktikannya.

Begitu masuk area lapangan dan taman terbuka, riuh rendah suara ramai terdengar. Suasana juga cukup bingar. Kami menggelar alas duduk relatif kecil dan menjelajahi pandangan ke kiri, kanan, depan, belakang. Cukup banyak keluarga yang duduk di rerumputan.

Di lapangan yang terang benderang oleh lampu, delapan gawang futsal berjejer tegak, empat di kiri dan empat di kanan. Tapi, tak tampak pemainnya. Yang banyak adalah anak-anak yang berlarian, yang menerbangkan kunang-kunang atau gangsing terbang, yang meniupkan busa-busa sabun cair.

Di sekeliling kami, terlihat keluarga yang membuka bekal, yang memakan camilan, meneguk minuman yang dibawa sendiri atau dibeli di tempat, dan sebagainya.

Kami membuka makanan yang kami bawa dan menyantapnya bersama. Setelah itu, kamera telepon seluler mengabadikan kehadiran kami, berlatarbelakang Tugu Monas  pastinya.  Langit nampak lebih buram dengan gumpalan awan yang menandakan akan hujan.

Tak berapa lama kemudian, terdengar musik dari kejauhan. Panggung musik dimulai, meskipun sempat molor dari yang dijadwalkan.

Kami tidak ke air mancur, karena sudah beberapa kali menyaksikannya. Usai melihat anak-anak puas bermain di area lepas, kami pun bergerak menuju panggung musik. 

Ada sampah-sampah yang ditinggalkan begitu saja oleh pengunjung, berserakan di rerumputan dan di sekitar titian pejalan kaki menuju arah datangnya musik. Di beberapa tempat, terlihat tong-tong sampah, tetapi isinya tumpah ruah. Sampah berceceran ke luar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun