mudik secara aman dan nyaman. Namun, belum tentu semua orang sudah memahami bagaimana caranya. Terbukti, masih saja terjadi kecelakaan dan masalah lain pada musim mudik, meskipun kegiatan ini sudah menjadi tradisi tahunan di tengah masyarakat kita.
Tentu menjadi keinginan setiap orang untuk bisaSeorang pakar dari Kompasiana, Andre Lolong, memberikan jawaban yang cukup lugas dan jelas pada acara "Buka Bareng (Bukber) Kompasianer - Ketemu di Ramadan" pada Sabtu (23/3/2024) di Jakarta.
Hadir pada kesempatan ini, para kompasianer yang tergabung pada beberapa komunitas. Yonathan Christanto (Kompasiana Movie Enthusiast) ikut mengisi acara sebagai narasumber yang mengulas topik resensi film.
Andre Lolong selaku Kompasianer Automotive Enthusiast menjelaskan, mudik harus direncanakan sematang mungkin. Mirip-mirip dengan ketika kita akan merencanakan bepergian untuk liburan biasa.
Yang lebih khusus soal mudik ini adalah karena kegiatan pulang kampung ini terlaksana serentak dan massal, sehingga persiapan harus ekstra seksama. Tidak boleh asal-asalan, terlebih jika ada bayi, anak kecil, dan/atau ibu hamil yang ikut mudik.
Sebelum menjelaskan panjang lebar mengenai Mudik Planner, Lolong menggarisbawahi bahwa topik mudik di sini dibatasi pada aktivitas dengan mobil pribadi alias nyetir sendiri. Jadi, tidak termasuk mudik dengan pesawat, kapal laut, atau kereta api.
Lolong memang ahlinya kalau bicara soal otomotif. Dia gemar menyetir untuk perjalanan jauh, seperti ke Lombok, Bali, dan Yogya.
Empat Hal Utama
Ada empat hal utama yang harus diperhatikan sebelum mudik. Yakni itinerary, activities, accomodation, dan budget. Keempat hal ini harus mantap dirancang, jika kita ingin mudik berjalan aman dan nyaman.
Yang dimaksud dengan itinerary adalah rute perjalanan atau titik-titik kunjungan/persinggahan atau “where/what to go”. Tempat apa saja yang akan dikunjungi atau disinggahi.
Persiapan ini berkonsekuensi pada persiapan lain seperti pencatatan pada telepon seluler, penggunaan google map, dan unsur travel planning lainnya.