Mohon tunggu...
ERRY YULIA SIAHAAN
ERRY YULIA SIAHAAN Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis, guru, penikmat musik dan sastra

Menyukai musik dan sastra.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Membesarkan Anak pada Era Digital

6 Mei 2023   02:26 Diperbarui: 8 Mei 2023   14:54 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perangkat digital dan media sosial sebenarnya merupakan sarana belajar yang baik dan bukan untuk dihindari. Sama ketika buku-buku mulai membanjiri sekolah dan rumah-rumah, menggantikan pelan-pelan ceramah bapak-ibu guru di depan kelas yang kala itu menjadi sumber belajar teramat penting karena buku bacaan masih serba terbatas.

Murid-murid menggunakan batu tulis dan kekuatan menghafal sebagai media belajar. Guru memberikan satu materi. Murid-murid mencatat dengan kapur di atas batu tulis, lalu selekasnya dan sekuatnya mereka menghafal yang ditulis, sebelum batu itu dibersihkan lagi untuk memuat materi belajar yang lain.

Ilustrasi warga digital global. (Sumber: imgbin.com)
Ilustrasi warga digital global. (Sumber: imgbin.com)

Pada suatu ketika, kehadiran buku-buku tidak terhindari, namun bukan tanpa risiko. Konten-konten tidak mendidik bagi anak tetap bisa muncul sebagai risiko melalui buku. Namun, melihat perkembangan zaman dan kebutuhannya, buku menjadi keharusan.

Zaman berubah, media dan sumber belajar ikut berubah. Teknologi digital sudah menjadi kebutuhan. Orangtua tidak mungkin meniadakan kebutuhan itu, apalagi ketika teknologi itu sudah menjadi media belajar wajib di sekolah. Anak-anak diharapkan dapat belajar dan berkreasi semaksimal mungkin melalui media tersebut. Tugas orangtua memastikan bahwa pertumbuhan dan perkembangan anak tetap bisa maksimal dan aman.

Sama dengan perangkat digital dan media sosial, sebenarnya buku-buku dan media belajar yang lain juga bisa berisiko terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Hanya saja, kecepatan dan besar dampak dari teknologi digital jauh lebih dahsyat. Laju kemajuannya begitu cepat. Arus informasi begitu deras. Sementara kemampuan mengawasi relatif lebih sulit, apalagi bagi orangtua yang belum atau baru melek teknologi.

Setiap anak sekarang ini sangat mungkin sudah memiliki HP dan komputer portabel sendiri. Di kamar, kita tidak tahu apa yang mereka akses, kecuali kita mengawasinya 24 jam, sesuatu yang mustahil dilakukan, apalagi oleh orangtua yang bekerja.

Karena tidak mungkin meniadakan kebutuhan digital anak, tetapi juga keamanan berdigital tetap harus diperhatikan, orangtua perlu menyusun strategi yang baik agar manfaat digital bisa diperoleh secara maksimal, begitu pula tumbuh-kembang anak-anak mereka.

Sepuluh Tips

Berdasarkan pengalaman dan pengamatan saya, berikut ini beberapa tips yang bisa dilakukan oleh orangtua untuk menjawab tantangan tersebut:

Pertama, orangtua perlu memahami perkembangan teknologi digital itu sendiri dan mengenali manfaat dan dampaknya. Orangtua perlu mengikuti tren dan aplikasi terbaru agar bijaksana dalam mengambil keputusan terkait teknologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun