Memilih untuk memperhatikan pengalaman pahit dalam Alkitab, misalnya, dan tidak melakukannya, akan memelihara kedekatan relasi kita pada Yang Maha Kuasa. Mengabaikan merupakan pilihan berisiko, sebab bisa menjauhkan kita dari kebenaran.Â
Ada yang berpendapat, kita mungkin bisa belajar dari pengalaman orang lain, termasuk yang dari buku-buku. Tetapi, sebagian orang tidak bisa.Â
Ada yang mengatakan, pengalaman yang kita alami langsung membuat semua indera bekerja, sehingga apa yang terjadi sebelum dan setelahnya tersimpan sebagai memori yang tahan lama. Berbeda dengan pengalaman dari buku atau cerita-cerita, yang mungkin hanya ditangkap sebagai ide atau gagasan, yang kurang meresap, sehingga bisa dilupakan, bahkan diabaikan, hingga suatu kali pengalaman itu akhirnya dialami sendiri oleh yang bersangkutan.
Ada yang mengatakan, sebenarnya "pengalaman bukanlah guru terbaik". Yang benar, katanya, "Pengalaman yang dievaluasi adalah guru terbaik."
Artinya, pengalaman hanya berupa memori, bacaan, atau cerita yang tidak berarti apa-apa jika tidak dievaluasi untuk menghasilkan rencana yang berdampak lebih baik. Pengalaman itu tidak hanya yang jelek-jelek, tetapi juga yang menyenangkan.
Sebuah tim sepakbola yang baik akan melakukan evaluasi dengan menonton ulang pertandingan mereka setelah bertanding. Baik pada waktu kalah atau menang. Tayangan itu mereka pelajari untuk kemudian menjadi dasar buat rencana atau strategi baru untuk meningkatkan performa mereka.
Kita patut bersyukur, bila kita diberikan kemampuan untuk menangkap pesan dari setiap pengalaman orang lain dan menjadikannya juga bahan pembelajaran kehidupan kita. Yang baik, kita teladani. Yang kurang baik, kita tinggalkan.Â
Dalam pengalaman hidup saya, pengalaman memang sangat bermanfaat dalam memaknai hidup, baik pengalaman pribadi maupun pengalaman yang saya simak dari buku, cerita lisan, film, dan sebagainya. ***
Catatan:
Tulisan ini disertakan dalam kegiatan Kamis Menulis - agenda rutin setiap Kamis oleh Cakrawala Blogger Guru Nasiional (Lagerunal), yang pekan ini bertema "Guru". Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H