Mohon tunggu...
ERRY YULIA SIAHAAN
ERRY YULIA SIAHAAN Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis, guru, penikmat musik dan sastra

Menyukai musik dan sastra.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kejutan dari Sebuah Mangga

8 April 2023   22:53 Diperbarui: 8 April 2023   23:38 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah mangga di depan rumah Lia. (Foto: Pedro PK de Ornay Purba/Dokumentasi pribadi)

Toh, tidak juga berbuah. Tanda-tanda berbunga pun tak pernah terlihat, seingat Lia.

Bahwa muncul sebuah mangga, itu membuat Lia senang bukan kepalang. Anak sulung Lia yang sudah menikah dan tinggal beda rumah, ikut penasaran setelah diceritakan. Dia meminta dikirimi fotonya. Lia mengirimi foto hasil bidikan kemarin sore.

Tadi siang, sehabis membidiknya ulang dengan kamera handphone, Lia mengambil bambu panjang, lalu menyodokkannya pada tangkai si mangga. Mangga masih tetap ditempatnya.

Lia berencana memetiknya besok pagi sepulang gereja, dengan galah, yang baru saja diperhatikannya ada di salah satu sudut di garasi rumah. Besok, Lia berencana berziarah ke makam suaminya, bersama keluarga, selazimnya dilakukan pada hari Paskah. Lia ingin membawa mangga itu untuk diperlihatkan kepada anak sulung dan menantunya. Mereka berjanji bertemu di area pemakaman.

Tadinya, anak sulung dan menantunya akan menjemput Lia dan Ade di rumah, lalu mereka bersama-sama berziarah dan makan siang bersama. Lia menolak dijemput dan berada satu mobil dengan anak sulung serta menantunya. Juga, membatalkan rencana makan siang bersama. Itu karena Lia sedang mengalami gejala flu dan gatal di tenggorokan, hingga badan terasa lebih panas daripada yang biasa.

Lia -- yang sangat paham soal kesehatan - tidak mau menularkan virus kepada anak sulung dan menantunya. Apalagi, Lia sekarang sedang menanti kelahiran cucu pertamanya. Lia dan Ade akan berkendara motor saja ke pemakaman. Perjalanan relatif dekat.

"Besok, Abang bawakan Mama dan Ade makanan ya," kata anak sulungnya melalui chat WhatsApp. Abang, demikian panggilan untuk anak sulungnya, menyarankan Lia untuk banyak beristirahat.

Si mangga belum mengetahui bahwa dirinya akan dipetik besok. Ia juga tidak bisa memberitahukan kepada yang lain sekiranya jadi diambil. Sebab, ia cuma seorang diri ketika muncul sebagai kejutan buat Lia dan keluarga.

Lia dan Ade berlagak seperti ahli forensik, mengintai apakah ada jejak buah-buah lain di sekitarnya, atau setidaknya bunga-bunga yang siap dibuahi. Tidak ada. Yang terlihat, pucuk-pucuk baru daun mangga di ujung tiap ranting, di sana-sini. Banyak sekali.

Mudah-mudahan saja setelah ini pohon mangga itu berbuah lebat dan banyak, kata Lia dalam hati. Semoga saja. Amin. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun