Adakah yang melebihi Dia, yang telah menukar kuasa, kemuliaan, dan kekuatan-Nya dengan merendahkan dirinya, sedemikian rupa hingga mau menanggung hinaan, siksa, cemoohan, sakit, dan derita? Bahkan disalibkan, padahal Dia sendiri tidak berdosa?
Adakah yang lebih hebat daripada Dia yang menuruti kehendak Allah, dengan memberikan diri-Nya sebagai "korban sembelihan" demi umat manusia yang dikasihi-Nya?
Hari ini, Hari Jumat Agung, kita seakan mendengar pertanyaan itu dalam sanubari masing-masing, untuk mengenang pengorbanan Tuhan Yesus yang tidak terkira. Dia disalibkan sebagai penebusan satu kali untuk selama-lamanya bagi dosa-dosa manusia. Dia yang berkuasa, penuh kemuliaan dan kekuatan, telah memberikan diri-Nya untuk tunduk pada kehendak Allah, demi menyelamatkan umat yang dikasihi-Nya. Meskipun Dia sendiri tidak berdosa. Dia harus menanggung derita, siksa, hinaan, dan cemoohan, dalam menggenapi kehendak Allah.
Melalui ketaatan-Nya, Tuhan Yesus telah menjadi sumber keselamatan kekal, yang sempurna, tak bercacat. Tuhan Yesus menyediakan jalan bagi kita menuju Allah. Kehadirannya sebagai Imam Besar menggeser keimaman Yudaisme kuno, karena Dia tidak berdosa. Dia bukan dari keturunan Lewi. Bukan dari keturunan Harun. Melainkan dari keturunan Ishak dan Dia adalah Mesias.
Memperingati peristiwa sakral itu, sebagaimana umat Kristiani lainnya, jemaat HKBP Cibinong mengadakan perjamuan kudus. Perjamuan kudus adalah sebuah sakramen untuk mengenang pengorbanan Tuhan Yesus, sekaligus bukti bahwa umat mengimani kematian dan kebangkitan Kristus. Menerima sakramen ini berarti menerima tubuh dan darah Kristus melalui roti dan anggur yang sudah diberkati oleh pendeta.
Ibadah di HKBP Cibinong pada hari Jumat Agung diselenggarakan dalam tiga sesi, yakni pukul 06.00 pagi, pukul 10.00, dan pukul 18.00. Ibadah pukul 10.00 dipimpin oleh Praeses HKBP Distrik XXVIII Depok, Bogor, Sukabumi dan Kalimantan Barat Pdt Nekson Simanjuntak MTh, didampingi oleh Pdt. Dr. T Hutahaean dan Pdt. Monru Nainggolan.
Khotbah pada Jumat Agung mengambil nas Ibrani 5 ayat 7 sampai 10, yang berbunyi, "7 Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan. 8 Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya, 9 dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya, 10 dan Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah, menurut peraturan Melkisedek."
Boleh Langsung
Pendeta Nainggolan, dalam kotbahnya pada ibadah malam mengatakan, kita patut bersyukur dengan pengorbanan Tuhan Yesus. "Dia telah mempersembahkan diri-Nya sebagai korban pengampunan dosa, satu kali untuk orang-orang yang percaya, satu kali untuk selama-lamanya."