Mohon tunggu...
ERRY YULIA SIAHAAN
ERRY YULIA SIAHAAN Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis, guru, penikmat musik dan sastra

Menyukai musik dan sastra.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perjumpaan

5 April 2023   23:48 Diperbarui: 6 April 2023   21:48 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Passion of the Christ. (Foto: Wallpaper Safari)

Dalam khotbahnya, Pdt. Monru Nainggolan membacakan nas dari Lukas 23 ayat 8 sampai 12. Tertulis: "8 Ketika Herodes melihat Yesus, ia sangat girang. Sebab sudah lama ia ingin melihat-Nya, karena ia sering mendengar tentang Dia, lagipula ia mengharapkan melihat bagaimana Yesus mengadakan suatu tanda. 9 Ia mengajukan banyak pertanyaan kepada Yesus, tetapi Yesus tidak memberi jawaban apapun. 10 Sementara itu imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat maju ke depan dan melontarkan tuduhan-tuduhan yang berat terhadap Dia. 11 Maka mulailah Herodes dan pasukannya menista dan mengolok-olokkan Dia, ia mengenakan jubah kebesaran kepada-Nya lalu mengirim Dia kembali kepada Pilatus. 12 Dan pada hari itu juga bersahabatlah Herodes dan Pilatus; sebelum itu mereka bermusuhan."

Pada ayat 9 terungkap, Herodes mengajukan banyak pertanyaan kepada Tuhan Yesus, namun Tuhan Yesus tidak memberi jawaban apapun. Bahkan, Dia tetap diam ketika imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat melontarkan tuduhan berat kepada-Nya, juga ketika Herodes dan pasukannya menista dan mengolok-olokkan Dia.

Nainggolan menggarisbawahi kata-kata "Ketika Herodes melihat Yesus, ia sangat girang." Sebelum membahas soal kegirangan Herodes, Nainggolan mengantarkan jemaat pada riwayat Herodes Antipatros (atau biasa disingkat "Herodes Antipas" atau cukup "Herodes"), tentang siapakah dia dan bagaimana karakternya. 

Herodes Antipas hidup pada 20 tahun Sebelum Masehi hingga tahun 39 Masehi. Dia adalah anak dari Herodes Agung dengan isteri ketiganya. Herodes Agung hidup semasa kelahiran Tuhan Yesus dan dia takut serta panik setelah mendengar berita bahwa seorang raja telah lahir. Dia akhirnya mengeluarkan perintah untuk membunuh seluruh bayi laki-laki yang lahir di negeri kekuasaannya pada masa itu.

Herodes Antipas adalah raja di wilayah Galilea dan Perea pada abad pertama Masehi, yang memiliki gelar Tetrarki. Herodes Antipas bertanggungjawab pada peristiwa pemenggalan kepala Yohanes Pembaptis. Raja ini menceraikan isterinya, kemudian menikahi Herodias, cucu dari ayahnya (Herodes Agung), di mana Herodias adalah bekas isteri dari saudaranya. Herodes Antipas terkenal atas perannya yang berujung eksekusi terhadap Yohanes Pembaptis, untuk memenuhi janjinya memberikan kepala Yohanes Pembaptis sebagai hadiah ulangtahun bagi Salome, putri bawaan Herodias dari suaminya yang terdahulu.

Bahwa pada nas itu disebutkan Herodes girang bertemu dengan Tuhan Yesus, kata Nainggolan, itu bukan berarti girang karena kerinduan yang rohani. Tuhan Yesus pasti mengetahui bagaimana hati dan karakter Herodes yang kurang baik. Bukankah ketika bertemu pertama kali dengan seorang perempuan Samaria di sebuah sumur, Tuhan Yesus mengetahui siapa perempuan itu, berapa suaminya, dan bagaimana kehidupannya. (Baca: "Percakapan dengan perempuan Samaria" dalam Yohanes 4 ayat 1 sampai 42)

Penyiksaan terhadap Tuhan Yesus di bawah pengadilan Herodes dan Pilatus. (Foto: Free Bible Images)
Penyiksaan terhadap Tuhan Yesus di bawah pengadilan Herodes dan Pilatus. (Foto: Free Bible Images)
Perjumpaan dengan Tuhan

Berdasarkan nas itu pula, Nainggolan mengantarkan jemaat pada perjumpaan dengan Tuhan melalui empat poin utama.

Pertama, biarlah kita selalu rindu bertemu dengan Tuhan. Namun, kerinduan kita bukanlah seperti kerinduan Herodes, yang bermotif kurang baik atau untuk kepentingannya sendiri. Tapi, jemaat benar-benar rindu pada Tuhan Yesus karena rindu untuk merasakan kehadiran-Nya, mendengarkan bimbingan-Nya, mendapatkan gembalaan-Nya, dan menerima kasih-Nya.

Kedua, kita girang ketika bertemu dengan Tuhan Yesus. Herodes juga girang saat bertemu dengan Tuhan Yesus, tetapi girangnya itu karena beberapa hal yang tidak jelas, yang untuk kepentingannya.

"Kita girang bertemu dengan Tuhan Yesus karena satu hal saja, yaitu karena Tuhan Yesus mengampuni saudara dan saya. Dia memelihara hidup kita," kata Nainggolan seraya menambahkan, Tuhan Yesus menerima kita apa adanya. Dia tetap mau datang kepada kita, meskipun Dia mengetahui segala kekurangan, dosa-dosa, dan kejahatan kita, sekalipun hal itu mungkin kita sembunyikan atau tidak terlihat oleh banyak orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun