Kata jika merupakan kata penghubung dua klausa. Salah satu klausa merupakan syarat, klausa yang lain adalah sesuatu yang diperkirakan terjadi bila syarat itu terpenuhi. Ia sering digunakan dalam kalimat berandai-andai. Bukan kenyataan, atau belum menjadi kenyataan.
Adakalanya, kata jika menjadi siasat untuk menggugat atau mempertanyakan sesuatu. Misalnya, pada puisi "Jika" yang sering dibacakan oleh aktivis HIV/AIDS Baby Jim Aditya.
Berdasarkan pengamatan saya, pengguna kata jika adalah orang-orang yang hipotetik, yang analis, yang pamrih alias tidak ikhlas, yang mengatur atau setidaknya diucapkan oleh komunikator yang berotoritas lebih tinggi daripada komunikan. Atau mungkin juga mereka yang pemimpi, atau yang (suka) menyesali sesuatu, termasuk kejadian di masa lalu.
Para peneliti atau pemikir sering membuat pernyataan dengan kata jika dalam menyusun hipotesis mereka. Kalimatnya bersifat menduga-duga, tetapi sudah ada teori yang cukup untuk melepas ramalan itu sebelum tindakan lebih jauh dilakukan. Mereka ingin mencari kebenaran melalui pengujian-pengujian yang sudah disusun.
Sebagai sebuah siasat, kata jika bisa ditafsirkan berdasarkan penggalan puisi "Jika"Â sebagai berikut:
Jika kau benci padaku/bertanyalah pada dirimu/apamu yang terganggu/dengan adanya aku
dari situ kita berdua belajar/siapa kau dan siapa aku
Mereka yang tidak ikhlas seringkali memberikan syarat ketika dimintai bantuan oleh orang lain. Ketika ada yang benar-benar membutuhkan uang untuk membeli beras, mereka bertanya, "Jika saya memberimu uang, nanti kamu membalasnya pakai apa?"
Kata jika sering kita dengar dilontarkan oleh orangtua kepada anak. "Jika kamu naik kelas, kamu akan mendapatkan sepeda."
Yang pemimpi atau yang menyesali sesuatu bisa dipadankan pada if conditional model keempat dalam bahasa Inggris (ada yang menyebutnya model ketiga).
Bentuk "if" ini merujuk kondisi yang tidak mungkin lagi diubah karena sudah terjadi di masa lalu, tetapi penuturnya mencoba berandai-andai hal itu terjadi di masa lalu. Bentuk kalimat dengan "if" benar-benar hipotetik dan tidak nyata. Sifat pengandaian itu bertolak belakang dengan realita yang sudah terjadi.