Kabupaten Semarang (06/08/2022) -- Berdasarkan data WHO tahun 2019, Indonesia masih menempati rangking 92 dari 190 negara di dunia dalam hal tingkat kesehatan. Rendahnya tingkat pemahaman kesehatan dan pengobatan ini menjadi tantangan bagi Indonesia untuk terus memperbaiki kualitas kesehatan. Melalui program pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) yang ditentukan oleh PBB sebagai agenda pembangunan di dunia, mahasiswa KKN Tim II UNDIP Tahun 2021/2022 turut serta berpartisipasi dan menyukseskan program tersebut, khususnya pada poin ketiga untuk mewujudkan kehidupan yang sehat dan sejahtera, dalam rangka meningkatkan kesehatan bangsa.
Perwujudan kehidupan yang sehat dapat melalui beberapa hal, salah satunya tentang pencerdasan tentang pengobatan sendiri atau swamedikasi oleh keluarga. Banyak masyarakat awam yang melakukan pengobatan swamedikasi, khususnya masa pasca pandemi sekarang ini. Akan tetapi banyak yang belum mengetahui ilmunya secara benar. Oleh karenanya, calon farmasis perlu memberikan edukasi ilmu kepada masyarakat untuk mengoptimalkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang DAGUSIBU Obat (Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang) dengan benar supaya tercapai pengobatan rasional dan terwujudnya kesehatan yang optimal.
Program "Komunikasi, Informasi, dan Edukasi tentang DAGUSIBU Obat" dilaksanakan pada hari Sabtu (06/08/2022) berupa pemberian edukasi secara langsung yang dipaparkan oleh Errinda Alyaa Rahmah, mahasiswi jurusan Farmasi, kepada Ibu-ibu PKK RW 01 Kelurahan Bandarjo. Kegiatan pemberian edukasi ini berjalan dengan sukses dan seluruh audiens berpartisipasi aktif melakukan tanya jawab seputar penggunaan, penyimpanan, dan pembuangan obat yang baik dan benar.
"Pemberian informasi ini sangat bermanfaat, mbak. Saya sekarang jadi paham kalau menyimpan obat juga perlu perhatian khusus. Terima kasih lho, mbak." ujar ibu Nanang, warga RT 01.
"Ilmunya pasti saya terapkan mbak dirumah, penting sekali ilmu seperti ini." ujar ibu Tri, warga RT 06.
"Ternyata, sebelum membuang obat, juga perlu melepas label obat ya, mbak. Biar tidak didaur ulang botol kemasan sirupnya." ujar ibu Hani, warga RT 07.
ERRINDA ALYAA RAHMAH
KKN TIM II UNIVERSITAS DIPONEGORO 2021/20222
KELURAHAN BANDARJO RW 01
KABUPATEN SEMARANG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H