Tanya-jawab merupakan salah satu kegiatan yang sering dilakukan oleh semua orang. Dalam kehidupan sehari-hari proses tanya-jawab menjadi jembatan saling tukar informasi dari satu pihak ke pihak lainnya. Pada konteks yang lebih serius proses ini bisa kita sebut sebagai wawancara. Selama ini dari apa yang saya pelajari, wawancara memiliki banyak sekali tipe. Terdapat wawancara terstruktur yaitu wawancara dengan daftar pertanyaan yang sangat jelas dan terkadang cukup kaku. Selanjutnya adalah wawancara semi-terstruktur yaitu wawancara dengan daftar pertanyaan yang cukup jelas, namun memberikan kesempatan pada pewawancara untuk mengeksplorasi jawaban narasumber melalui probing. Tipe wawancara terakhir adalah wawancara tidak terstruktur, tipe wawancara dimana tidak ada daftar pertanyaan sebagai acuan pelaksanaan wawancara tersebut.
Selama menjalani kuliah psikologi, melakukan wawancara adalah hal yang sangat tricky bagi saya. Langkah untuk memberikan pertanyaan maupun refleksi empati harus dilakukan dengan cermat. Penyebabnya, satu kesalahan kecil karena kurangnya kepekaan terhadap individu yang sedang kita hadapi dapat mengakibatkan hilangnya trust. Setelah hal tersebut terjadi, proses wawancara akan kehilangan unsur terapeutiknya dan berubah menjadi peristiwa awkward. Beberapa hari yang lalu (hasil dari fangirling Robert Downey Jr.) saya menemukan petikan wawancara yang berakhir sangat awkward. Wawancara ini memang tidak dilakukan oleh psikolog, namun tidak ada salahnya jika kita mencoba menelaah peristiwa ini dari sisi psikologis. Bukan mengenai pola defense mechanism atau apapun itu, tapi sekedar bagaimana sikap yang ditunjukkan oleh seseorang ketika dirinya nyaman/tidak nyaman pada pertanyaan yang diajukan padanya.
Wawancara yang ingin saya bahas pada artikel ini adalah wawancara yang dilakukan oleh seorang jurnalis bernama Khrisnan Guru-Murthy. Khrisnan melakukan wawancara terhadap Robert Downey Jr. terkait dengan promo film Avenger: Age of Ultron pada tahun 2015. Dalam wawancara tersebut Khrisnan awalnya memberikan pertanyaan yang cukup fun untuk dijawab oleh Robert. Bisa kita lihat bersama pada video diatas, hingga menit 3.57 Robert menceritakan mengenai perannya sebagai Tony Stark dalam Iron Man dan Avenger. Hal ini sesuai dengan tujuan wawancara dimana Robert memang datang untuk menceritakan mengenai perannya dalam kedua film tersebut. Robert bahkan tersenyu, ketika Khrisnan mengatakan jika Stark berkembang menjadi sosok yang lebih dalam filmnya seperti juga Robert dalam kehidupan nyatanya.Â
Sedikit penjelasan, Robert Downey Jr. merupakan seorang aktor potensial yang memiliki masa lalu cukup kelam. Hal ini terkait dengan kasus penyalahgunaan obat terlarang yang menyebabkan hancurnya karier Robert dan membuatnya harus masuk ke dalam penjara di mediocore 2000an. Selain itu kehidupan rumah tangga sang aktor juga terkena imbas dari kebiasaannya menggunakan narkoba. Dimana pada tahun itu pula istri Robert mengajukan gugatan perceraian walaupun mereka sudah dikarunia seorang anak laki-laki. Pada masa tersebut kondisi Robert benar-benar terpuruk dan Hollywood seakan sudah menutup pintu pada kariernya.
Pada prosesnya (yang jika diceritakan akan menjadi sangat panjang), Robert berhasil mengatasi masalah kecanduannya. Kini Robert menghindari minuman beralkohol dan melakukan gaya hidup yang sehat. Didukung dengan keluarga barunya, Robert dapat kembali mengembangkan potensi akting yang dia miliki. Seperti yang kita ketahui, dirinya sekarang bisa dibilang sangat sukses dengan perannya sebagai Iron Man di Marvel Cinematic Universe (MCU).Â
Kejadian inilah yang kemudian berusaha untuk kembali diungkap oleh Khrisnan dalam paruh akhir wawancaranya dengan Robert. Pada menit ke 4.00, Khrisnan menanyakan sesuatu kepada Robert terkait pernyataannya di New York Times beberapa tahun lalu. Pada saat Khrisnan menanyakan hal tersebut kita bisa lihat wajah Robert tampak kebingungan. Bila kita amati, Robert tampak menaikkan alisnya dan memutar bola matanya sambil memandang ke arah lain. Kemungkinan besar saat itu Robert tidak menyangka pertanyaan akan berjalan ke arah yang lebih personal terkait dirinya. Namun Robert tetap berusaha memberikan jawaban yang cukup sopan kepada Khrisnan. Â
Sejak menit ke 04.00, atmosfir wawancara sudah mulai tidak nyaman bagi Robert. Pertanyaan yang diajukan oleh Khrisnan terdengar semakin personal dan sudah tidak ada hubungannya dengan promosi film Robert. Pada menit 04.59 bahkan Robert menanyakan kembali kepada Khrisnan,"Are we promoting a movie?". Ekspresi Robert semakin tampak tidak nyaman, dirinya juga mulai banyak menunjukkan gerakan seperti gerakan tangan atau mata selama proses wawancara berjalan. Tampak pula naik turunnya dada Robert semakin cepat dibandingkan saat wawancara pertama kali dimulai. Kondisi ini menunjukkan adanya perubahan nafas Robert ketika Khrisnan mengarahkan dirinya untuk menjawab pertanyaan mengenai masa lalunya. Pada menit 5.38, Robert tampak terbatuk dan matanya kembali memandang ke arah lain (sepertinya ke arah kameramen). Disini semakin jelas bahwa nafas Robert semakin memburu. Kondisi yang saya bayangkan saat itu, Robert berusaha menahan perasaan tidak nyaman yang dia rasakan. Kemungkinan besar jantungnya berdebar kencang yang mengakibatkan pula nafas Robert menjadi tidak teratur. Kesalahan tersbesar Khrisnan terjadi pada menit 6.16 dimana dirinya mulai menanyakan tentang hubungan Robert dengan ayahnya. Sebelum pertanyaan tersebut dilontarkan, Robert tampak sudah ingin segera pergi dari ruangan tersebut. Dirinya bahkan meminta Khrisnan untuk segera memberikan pertanyaan terakhirnya bagi Robert. Ketika Robert mendengar kata ayah dilontarkan oleh Khrisnan, tampak wajahnya mengeras dan matanya menjadi agak merah. Sekali lagi nafas Robert semakin tampak tidak teratur, bisa dibayangkan bukan bagaimana perasaan Robert saat itu. Kemudian terjadi begitu saja, Robert menanyakan,"What are we doing?" sementara Khrisnan menjawab bahwa dirinya hanya menanyakan beberapa pertanyaan. Selanjutnya seperti yang diketahui, Robert memilih untuk langsung ngacir dari wawancara tersebut.Â
Sampai disini, salahkah apa yang dilakukan oleh Robert?
Dari apa yang saya lihat, Robert 100% berhak melakukan hal tersebut. Pasalnya hanya dengan melihat ekspresi dan gestur yang dia tunjukkan sangat tampak bahwa Robert tidak nyaman dengan pertanyaan Khrisnan. Terlebih selama wawancara Khrisnan tampak memberikan ekspresi yang membuat orang lain menjadi tidak nyaman untuk berbicara dengannya. Selama melakukan wawancara, Khrisnan tidak memberikan kontak mata yang seirama dengan pertanyaan yang dia berikan. Dirinya banyak menggerakkan tangan dan melihat ke arah telapak tangan kirinya ketika bertanya pada Robert. Terdengar pula banyak jeda yang muncul ketika Khrisnan merangkai kata-kata untuk ditanyakan kepada Robert. Asumsi saya, Khrisnan sendiri sebenarnya sudah tahu bahwa pertanyaan yang dia lontarkan tidak akan membawa kebaikan. Namun karena Khrisnan masih terus ngotot, dia bisa merasakan sendiri bagaimana akhirnya Robert keluar dari ruangan sambil mengatai dirinya.
Melihat proses wawancara yang menggelikan ini, saya kembali browsing di youtube untuk mencari wawancara lain yang melibatkan Robert Downey Jr. Setelah beberapa wawancara saya lihat, Robert sendiri sebenarnya merupakan sosok yang cukup terbuka dengan masa lalunya. Dirinya tidak segan memperolok pengalamannya di penjara ketika berada diacara comic con untuk mempromosikan filmnya. Berikut salah satu wawancara yang melibat kan Robert dan sedikit banyak juga membicarakan mengenai masa lalunya.
Kali ini Robert melakukan wawancara untuk mempromosikan filmnya yang berjudul The Judge. Jika dibandingkan dengan filmnya di MCU, tema yang diangkat dalam The Judge cenderung lebih serius. Isu masalah hubungan ayah dan anak dalam film ini sendiri sangat dekat dengan permasalahan yang dialami Robert dalam kehidupan pribadinya. Hal yang menarik dari wawancara ini, tampak pewawancaranya menunjukkan kesan ramah dan nyaman. Â Jian Ghomeshi, nama pewawancara tersebut tampak menanyakan pertanyaan sambil melakukan kontak mata dan gerakan tangan yang sesuai. Proses wawancara berjalan ringan dengan ritme yang pas. Jian mampu memberikan pertanyaan yang menyerempet kondisi personal Robert dengan tepat. Pertanyaan yang dilontarkan oleh Jian dia kaitkan dengan peran yang Robert ambil, Jian mampu memformulasikannya dengan baik:
"You know, you played a character that seemed to be successful materialy but not spiritually and personally ..."
Pertanyaan ini kemudian dijawab oleh Robert dengan cukup nyaman dan Jian melakukan probing yang cukup smooth pada Robert,
"Are you somehow related to that thing?"
Penyampaian Jian dalam probing tersebut dilakukan dengan sangat hati-hati. Jian juga menunjukkan ekspresi seperti hey aku ingin jawaban tapi aku tidak memaksamu memberikannya. Selama Robert memberikan pernyataannya, Jian tampak memperhatikan dengan seksama. Dalam tayangan ini Robert juga tampak kurang nyaman untuk memberikan jawaban. Namun Jian menyelipkan humor ditengah kebingungan Robert merangkai kata. Alhasil Robert pun termotivasi lagi untuk memberikan pernyataan.  JIan sendiri memposisikan Robert sebagai seorang individu yang perlu memberikan pendapatnya melalui pertanyaan berikut:
"Why are we desprately still seeking the approval from our parents in our middle aged?"
Pertanyaan ini sesuai dengan alur cerita film yang sedang dipromosikan oleh Robert. Namun kemudian Jian berhasil membawa pernyataan tersebut dan mengkorelasikannya dengan kehidupan pribadi Robert. Tampak pada menit 8.15 Â Jian menanyakan:
"You followed your father to this industry, are you still like seeking for his approval for you?"
Setelah melontarkan pertanyaan ini Jian tampak tertawa, namun dirinya cepat-cepat meminta maaf kepada Robert atas hal ini. Jian menyebutkan bahwa pertanyaan ini adalah pertanyaan yang serius dan dia tidak bermaksud meremehkannya. Respon Jian terhadap perilakunya sendiri ini ternyata semakin membuat Robert termotivasi untuk memberikan jawaban. Proses wawancara pun berjalan menjadi lebih personal dan Robert tampak nyaman untuk menjabarkan sendiri kisahnya. Diakahir wawancara, Jian mengucapkan terimakasih kepada Robert dan memuji penampilannya. Wawancara selesai dengan ekspresi wajah Robert yang riang dan dirinya tampak puas dengan proses tersebut.
Dua wawancara yang dilakukan dengan narasumber yang sama namun menghasilkan sensasi perasaan yang berbeda. Khrisnan telah gagal melihat sinyal ketidaknyamanan Robert selama wawancara berlangsung. Terlebih dirinya secara sangat kasar mencoba membelokkan pembicaraan yang awalnya tentang promosi film menjadi pembicaraan pribadi. Berbeda dengan Jian, dirinya mampu mengkorelasikan promosi film yang dilakukan oleh Robert untuk membahas pula masalah personal yang dia hadapi. Jika saja Khrisnan melakukan studi lebih mendalam mengenai Iron Man/Tony Stark, sebenarnya banyak kesamaan Robert dengan tokoh yang dia perankan tersebut. Masih banyak cara lain untuk mengajaknya membicarakan pengalamannya dalam kondisi yang bijaksana. Sayangnya Khrisnan memilih cara yang memaksa dan mengabaikan kondisi lawan bicaranya. Mungkin Khrisnan perlu belajar dari Jian tentang bagaimana menciptakan suasana wawancara yang nyaman. Khrisnan juga perlu belajar lagi dalam memformulasikan pertanyaan sehingga tidak terdengar menghakimi orang lain.
Melalui tulisan ini dapat disimpulkan bahwa proses wawancara yang baik didukung oleh kepekaan pewawancara pada gestur tubuh dan ekspresi narasumber. Formulasi pertanyaan, probing, dan refleksi empati merupakan komponen yang penting untuk menciptakan kenyamanan. Kemudian yang terakhir, memaksakan narasumber untuk menjawab pertanyaan yang sangat tidak ingin mereka jawab bukan ide yang bagus.
(Video YouTube diunggah Channel4 dan The National)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H