Mohon tunggu...
errina puspitasari
errina puspitasari Mohon Tunggu... Psikolog - Psychologist

Just an ordinary person with wonderful mind

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bagaimana Hewan Melakukan Atraksi?

23 Desember 2012   01:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:10 857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah sekitar sebulan ini alun-alun utara Yogyakarta ramai karena Sekaten. Acara ini berlangsung cukup lama yaitu sejak bulan November hingga Januari mendatang. Sebagai acara yang digelar secara rutin setiap tahun, Sekaten tidak pernah kehilangan pesonanya. Ya, berbagai stand permainan, makanan, pakaian selalu ramai diserbu pengunjung bahkan ketika hari hujan. Aku adalah salah satu pengunjung yang tetap datang meskipun saat itu hujan cukup deras. Sebenarnya tidak nyaman pergi ke Sekaten dalam cuaca seperti itu, tetapi karena sudah berjanji maka aku tetap pergi kesana. Hari itu, Jum'at (21/12) aku pergi ke Sekaten untuk melihat atraksi lumba-lumba. Kabarnya lumba-lumba ini didatangkan langsung dari Ancol. Atraksi lumba-lumba ini sendiri menuai kontroversi karena dianggap sebagai bentuk eksploitasi hewan yang belum cukup umur. Perasaan agak tidak enak menyergapku ketika melangkah untuk membeli tiket dan sejujurnya saja seingatku aku tidak pernah melihat atraksi lumba-lumba. Setelah itu, berbekal tiket seharga Rp 30.000,00 aku pun masuk ke dalam ruang atraksi. Pertama kali melihat lumba-lumba asli dari dekat membuatku geli. Ada dua lumba-lumba yang berenang-renang di dalam kolam di tengah area pertunjukan. Mereka sangat lucu dan sekaligus terlihat menyedihkan. Entah karena berita yang aku dengar atau karena bentuk mereka yang imut, aku merasa seharusnya mereka tidak berada di tempat sempit begitu. Setelah menunggu beberapa saat, pertunjukan pun dimulai. Lumba-lumba tidak langsung melakukan pertunjukan. Karena mereka adalah bintang utama, maka pertunjukan mereka diberikan diakhir. Pertunjukan dimulai dengan dua hewan darat -yang aku lupa namanya- disusul dengan singa laut. Hewan-hewan ini mampu melakukan atraksi lucu dan tampak sangat pintar sekali. Singa laut terutama sangat menarik perhatianku sebab dia tampak manusiawi. Entah itu perasaanku saja, tetapi pelatihnya tampak sangat sayang pada si Singa Laut. Beberapa atraksi dilakukan seperti bermain bola, memasukkan bola di keranjang, dan menghitung. Setiap kali Singa Laut berhasil maka pelatihnya akan menepuk-nepuk badan Singa Laut tersebut sambil memberikan makanan. Pada saat memberikan tepukan itulah terlihat bahwa pelatih dan Singa Lautnya memiliki hubungan yang spesial. [caption id="" align="alignleft" width="600" caption="atraksi lumba-lumba"][/caption] Setelah Singa Laut selesai memberikan pertunjukan terbaiknya, kini giliran Lumba-Lumba yang merlakukan atraksi. Tampak memang kedua Lumba-Lumba ini belum benar-benar profesional sebab mereka kadang masih salah dalam melakukan perintah. Beberapa kali aku melihat pelatih mereka mengernyit seperti Ayah yang sedang memarahi anaknya. Tampak lucu sekali raut wajah itu. Sama seperti pelatih Singa Laut, pelatih Lumba-Lumba juga memberikan makanan pada Lumba-Lumba apabila atraksi mereka berhasil. Lumba-lumba ini sendiri mampu menunjukkan lompatan-lompatan yang luar biasa dan kemampuan berhitung yang baik selama atraksi berlangsung. Secara umum pertunjukan hewan-hewan malam itu sudah cukup sukses menghibur ditambah narator pertunjukan yang sangat konyol. Lengkap sudah serangkaian pertunjukan yang memanjakan mata dan telinga.

***

Membuat hewan-hewan mau bertingkah sesuai keinginan kita seperti dalam pertunjukan tersebut bukan perkara mudah. Mungkin kita akan berpikir bahwa hewan-hewan ini adalah hewan yang pintar sehingga mereka mau melakukan instruksi pelatihnya. Sebenarnya ada satu kunci penting yang harus dipahami apabila kita tertarik untuk melatih hewan melakukan kegiatan atau aksi tertentu. B.F. Skinner memberikan konsep yang seru untuk menjelaskan mekanisme pelatihan tersebut. Dikenal sebagai salah satu pioner aliran Behaviorisme dalam Psikologi, Skinner menawarkan Operant Conditioning untuk menjelaskan bagaimana hewan-hewan mampu melakukan atraksi lucu seperti di Sekaten tersebut.

Seperti yang sudah diceritakan sebelumnya, setiap kali Lumba-Lumba atau Singa Laut berhasil melakukan atraksi maka pelatih akan memberikan makanan dan tepukan. Pelatih dalam hal ini memberikan positive reinforcement bagi hewan-hewan tersebut. Sesuai dengan teori ini, pemberian positive reinforcement cenderung meningkatkan perilaku. Oleh sebab itu baik Lumba-Lumba maupun Singa Laut mampu melakukan atraksi dengan benar.

Selain memberikan positive reinforcement, pelatih juga memberikan negative reinforcement pada hewan-hewan tersebut. Ketika Lumba-Lumba melakukan atraksi yang salah maka pelatih akan meniup peluit dan mengernyitkan dahi sambil menggeleng-geleng. Pada Singa Laut, pelatih memberikan gerakan tangan yang memberitahukan bahwa dia telah salah bertindak. Pelatih juga tidak akan memberikan makanan kepada hewan-hewan tersebut apabila mereka salah dalam melakukan atraksi. Upaya ini merupakan negative reinforcement bagi Lumba-Lumba maupun Singa Laut. Sebagai konsekuensinya mereka harus menampilkan gerakan yang benar agar terhindar dari stimulus aversif (tidak menyenangkan) yaitu tidak mendapatkan makanan dari pelatih.

Kombinasi positive reinforcement dan negative reinforcement ini merupakan kunci dasar pelatihan hewan. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa ketelatenan pelatih dan cara pelatih memperlakukan hewan juga menjadi faktor penting. Bagaimanapun hewan tetap makhluk hidup yang dapat merasa, walaupun berprinsip pada behaviorime kita tidak bisa menganggap mereka layaknya robot yang tidak perlu disayangi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun