Mohon tunggu...
Er Pnambang
Er Pnambang Mohon Tunggu... -

"Sebab hidup tak semudah ketika anda bercerita, menulis atau berkomentar, mengecil diri kadang bisa mengisar setapak...". Tapi, kok serius sekali saya kayaknya ya? Di Kompasiana saya cuma pengen satu hal; ketawa; entah menertawakan atau ditertawakan...hahahahahahahahhhahahahahahahhhahahah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sabar: Dari Semar, Kartini hingga Foucault

14 September 2010   02:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:16 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semoga kita selalu dikaruniai kesabaran, karena kesabaran adalah kritik.

Sabar adalah kritik nyata untuk menahan diri dari konsumerisme yang terus menggerogoti benak kita, dimanapun dan kapanpun. Sabar adalah kritik ketika kita, populasi bangsa ini, dilihat sebagai “pasar” belaka. Sabar adalah kritik ketika ekonomi makro hanya menilai kemampuan daya beli, tanpa mau tahu, darimana kita mendapatkan uang untuk membeli. Sabar menghadapi konsumerisme adalah kesabaran tidak menjadi maling, perampok atau koruptor demi membeli!

Sabar adalah kritik bagi semua provokasi dalam bentuk apapun. Kritik terhadap semua nilai yang mencoba merubah “diri” kita menjadi “segerombolan massa” lalu hajar sini-hajar sana. Provokasi yang merubah ke-wastu-an kita menjadi siwong belaka (hewan berwujud manusia) menurut Sang Hyang Siksakanda Ng Karesian. Provokasi yang menyeret kita menjadi makhluk yang selalu menumpahkan darah, seperti yang terselip di Al-Quran. Sabar adalah senjata dari upaya merubah kemanusiaan kita seperti yang ditulis seluruh keyakinan di dunia.

“When I say "critical" I don't mean a demolition job, one of rejection or refusal, but a work of examination that consists of suspending as far as possible the system of values to which one refers when testing and assesing it” (Foucault. Interview and Other Writing 1977-1984; 107). Sabar adalah kritik yang menunda penilaian kita; sebuah jalan untuk mengingatkan kita akan tugas kita sepanjang dongeng kemanusiaan; mengatasi diri sendiri.

Lihatlah kesabaran Semar. Ia bersabar harus menjadi kawula Karangkabutan, meski ia kadang jengah dengan perilaku Yudhistira, gustinya, yang kadang cuma hooh dan manut saja. Semar bersabar jadi kawula meski ia bisa karena ia adalah ‘dewa’, karena buatnya: sabar ing ngawula adalah sabaring pinandhita!

Raden Ajeng Kartini selalu meyakini dalam perjuangan butuh kesabaran. Kita, katanya, tak bisa mempercepat laju waktu. Apa yang tergesa-gesa bukanlah untuk mempercepat perjuangan, melainkan hanya memperlambatnya.

Hingga saatnya tiba, sabar adalah senjata utama kita menyambut Baratayudha.Semoga...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun