Mohon tunggu...
Er Pnambang
Er Pnambang Mohon Tunggu... -

"Sebab hidup tak semudah ketika anda bercerita, menulis atau berkomentar, mengecil diri kadang bisa mengisar setapak...". Tapi, kok serius sekali saya kayaknya ya? Di Kompasiana saya cuma pengen satu hal; ketawa; entah menertawakan atau ditertawakan...hahahahahahahahhhahahahahahahhhahahah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jalan Daendels = Jalan Bajak Laut

3 Agustus 2010   05:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:21 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Sewaktu mengajarkan sejarah, guru-guru memang memakai buku-buku sejarah buatan Belanda tetapi mengajarkannya dalam Bahasa Indonesia dan disampaikan dalam sudut pandang lain; misalnya Gubernur Jenderal pertama disebut bajak laut Belanda yang pertama datang ke Indonesia…”

Cerita di atas disampaikan oleh Kamaluddin Muhammad, seorang novelis terkenal Malaysia mengenai pengalamannya bersekolah di perguruan Thawalib Sumatera Barat tahun 1931-1935 (Audrey Kahin, 2005). Cerita yang mungkin sangat biasa di masa itu.

Namun dari penggalan cerita itu kita tahu mengapa kita sering mendengar hantu gentayangan di daerah Cadas Pengeran, atau sepanjang jalan Anyer hingga Panarukan. Mereka yang mati kala itu minta dihormati, kita malah menyebut jalan yang mereka bangun dengan keringat dan darah itu dengan sebuah nama yang tak patut. Nama seorang bajak laut; Daendels!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun