Orang yang bercita-cita masuk penjara, pastilah ia orang yang sakit. Ya, disaat banyak orang dengan segala cara dan upaya menghindari penjara, disaat banyak orang mengeluarkan semua kekuatannya untuk tidak dipenjara, tetapi ada orang yang ingin masuk penjara, jelas sebuah keanehan. Masuk penjara pada hakekatnya sesuatu yang ditakuti oleh orang yang “normal”, karena dengan masuk penjara akan menjadi aib yang sulit untuk diperbaiki, nama baik, reputasi, karir bahkan keutuhan rumah tangga menjadi taruhannya ketika seseorang masuk penjara.
Sejatinya penjara bukanlah tempat yang menakutkan, ia hanya sebuah tempat yang dipersepsikan oleh sebagian orang sebagai tempat yang menakutkan saja. Kalau penjara menjadi tempat yang menakutkan mengapa banyak orang menjadi “besar” setelah selesai menjalani kehidupan dipenjara? Kalaa penjara dipersepsikan sebagai tempat yang angker dan seram, mengapa banyak orang mendapatkan kemuliaan saat ia bebas dari penjara? Dan mengapa orang takut masuk penjara?
Menjawab ada apa dipenjara, dan mengapa orang takut masuk penjara tidak dapat dijawab dengan sederhana. Mengapa? Karena semuanya tergantung persepsi dan pola pikir setiap orang dalam mensikapi apai itu penjara? Bagi saya penjara adalah sebuah tempat yang dirancang oleh tuhan untuk menjadi wahana bermesraan dengan-Nya. Penjara juga dapat maknai sebagai tempat untuk mengembalikan orientasi hidup dan kehidupan kita yang sebenarnya. Penjara dengan segala persepsi yang ada di masyarakat, adalah tempat yang paling indah untuk menempa hidup dan memaknai hakekat hidup kita sebagai orang yang diberi kesempatan untuk memperbaiki diri.
Kalau kita melihat sejarah orang-orang yang pernah masuk penjara, seperti Soekarno, Hatta, Hos. Tjokroaminoto, Muhammad Yamin, Buya Hamka dan lain sebagainya adalah sedikit contoh tokoh-tokoh yang pernah menjadi penghuni penjara, dan mereka mereka menjadi orang yang “besar” setelah keluar dari penjara. Dalam konteks kekinian, kita sudah mengenal Anton Medan dan Jhony Indo, dua orang mantan “Bromocorah” yang paling ditakuti pada jamannya, menjadi orang yang mendapatkan kemuliaan setelah keduanya keluar dari penjara.
Penjara, dalam setiap lintasan sejarahnya selalu melahirkan orang-orang hebat yang mengguncang dunia. Tidak dapat diabaikan orang-orang besar banyak dilahirkan dari balik penjara. Bagi sebagian orang masuk penjar adalah musibah dan malapetaka. Tapi bagi sebagian yang lain, masuk penjara adalah anugerah terindah. Orang yang menganggap masuk penjara adalah musibah mewakili kelompok orang yang tidak dapat menerima ketentuan dan takdir hidupnya. Sebaliknya orang yang mengatakan bahwa masuk penjara adalah anugerah adalah mereka yang mewakili kelompok orang yang mampu menerima ketetapan dan takdirnya.
Terlepas ada apa dan mengapa harus masuk penjara, Buya Hamka pernah mengatakan “Jika saya tidak masuk penjara, tidak mungkin saya dapat menyelesaikan buku tafsir Al-Azhar”.
Dari pernyataan Buya Hamka tersebut, tentu ada sesuatu yang “luar biasa” didalam penjara. Maka jika, anda masuk penjara mampukah mampukah menjadikan penjara sebagai tempat yang mampu membuka hakekat hidup kita sesungguhnya? Mampukah kita keluar dari bayang-bayang ketakutan yang tidak masuk akal? Bukankah didalam atau diluar penjara hanya masalah tempat saja? Untuk apa hidup diluar penjara tetapi sebenarnya anda terpenjara hati dan pikirannya? Untuk apa berada di area kebebasan tetapi sebetulnya anda tidak merasakan makna kebebasan itu sendiri?
Akhirnya, penjara bukanlah sebuah tempat yang harus ditakutkan. Masuk penjara bukanlah sebuah musibah, tapi itu adalah bagian dari anugerah yang telah diskenariokan oleh Tuhan kepada orang-orang yang terpilih. Maka jika ada keluarga anda yang masuk penjara, janganlah takut dan bersedih hati, penjara adalah bagian dari Skenario Tuhan. Suka atau tidak, Tuhan selalu ada pada tempat-tempat dimana kita mendekati –Nya, walaupun kita ada dipenjara. Yang terpenting adalah bersikap bijak dan selalu berfikir positif terhadap segala ketetapan dan skenario-Nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H