Dalam rentang waktu 2010 hingga 2014, proporsi lahan urban di DAS Ciliwung meningkat dari 66,10% menjadi 66,85%, sementara lahan pertanian menurun dari 21,65% menjadi 20,90% (Permatasari, 2017). Perubahan ini menegaskan dominasi urbanisasi, yang bahkan menjangkau area konservasi di daerah hulu. Urbanisasi juga meningkatkan polutan seperti nitrogen dan fosfor, yang berkontribusi pada eutrofikasi sungai dan penurunan kadar oksigen terlarut (DO). Penurunan kualitas air semakin jelas terlihat dari hulu ke hilir, dengan konsentrasi polutan di hilir yang secara signifikan melampaui baku mutu air yang ditetapkan.
Penurunan lahan hijau di Depok memperburuk kapasitas filtrasi alami DAS Ciliwung, sehingga limpasan permukaan membawa lebih banyak limbah domestik dan urban. Tingkat kebutuhan oksigen biokimia (BOD) juga mengalami peningkatan, menunjukkan tingginya bahan organik di dalam air. Selain itu, perubahan lahan di area konservasi, termasuk wilayah hulu dan pertanian, mengurangi kemampuan alami DAS Ciliwung dalam menjaga kualitas air. Hal ini mempertegas perlunya strategi mitigasi yang terfokus pada pengelolaan penggunaan lahan dan pengendalian polusi untuk mengurangi dampak buruk urbanisasi terhadap kualitas air Sungai Ciliwung.
Berdasarkan hasil beberapa jurnal penelitian, dapat diketahui bahwa Sungai Ciliwung mengalami penurunan kualitas yang disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu faktor utama yang mempengaruhi kualitas Sungai Ciliwung adalah aktivitas manusia. Oleh karena itu, mari tingkatkan kesadaran masing - masing dimulai dari diri sendiri dan bersama - sama menjaga kebersihan Sungai Ciliwung, sumber kehidupan yang vital bagi kita semua. Dengan tidak membuang sampah sembarangan, mendukung sistem pengelolaan limbah yang baik, dan melindungi ruang hijau, kita dapat mengurangi pencemaran dan memulihkan fungsi alami sungai. Setiap tindakan kecil yang kita lakukan hari ini akan berdampak besar bagi masa depan Sungai Ciliwung dan ekosistem sekitarnya.
Referensi :
Atri, Prautama, Dewi., Dwi, Ariyani., Lulu, Shafwah., Nadhira, Nur, Komariah. (2024). Spatial analysis of land cover changes in depok city using geographic information systems. Jurnal Infrastruktur, 10(1):19-24. doi: 10.35814/infrastruktur.v10i1.5727
Siti, P. S. Dkk. (2018). KAJIAN KUALITAS AIR DI SUNGAI CILIWUNG DENGAN PARAMETER BOD DAN COD. Universitas Trisakti
Tae, Seok, Shon., Sang, Dan, Kim., Eun-Young, Cho., Ji, Ye, Im., Kyung, Sok, Min., Hyun, Suk, Shin. (2012). 1. Estimation of NPS pollutant properties based on SWMM modeling according to land use change in urban area. Desalination and Water Treatment, doi: 10.1080/19443994.2012.664382
Xiaolan, Meng., Xu, Fujun., Yuanjia, Huang., Qian, Zhang., M., Zhang. (2024). Evolution Characteristics and Driving Factors of Potential Non-Point Source Pollution Risks in a Watershed Affected by Land Use Changes. Heliyon, 10(17):e37247-e37247. doi: 10.1016/j.heliyon.2024.e37247
Yudo, S. (2010). KONDISI KUALITAS AIR SUNGAI CILIWUNG DI WILAYAH DKI JAKARTA DITINJAU DARI PARAMATER ORGANIK, AMONIAK, FOSFAT, DETERJEN DAN BAKTERI COLI. Pusat Teknologi Lingkungan, Badan pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Yopy, Arfan., Dwita, Sutjiningsih. (2018). Development of correlation-regression model between land use change and water quality indices in Ciliwung watershed. Â 192:02047-. doi: 10.1051/MATECCONF/201819202047
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H