Desa Pahawang, Lampung - Dalam upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan dampak negatif dari perubahan iklim dan abrasi, tim dosen dan mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia telah meluncurkan proyek pengabdian masyarakat dengan kegiatan program literasi masyarakat dan penanaman mangrove sebagai Nature Based Solution (NbS) dalam menghadapi perubahan iklim dan abrasi yang dilaksanakan pada tanggal 21 — 23 Juli 2024 di Desa Pulau Pahawang, Lampung.
Kegiatan ini dimulai dengan sambutan oleh tim pengabdian masyarakat FMIPA UI, yang menekankan akan pentingnya kesadaran masyarakat terhadap perubahan iklim dan abrasi yang sangat memungkinkan dapat terjadi di Desa Pahawang, salah satunya dengan melakukan penanaman mangrove.Â
Sambutan juga diberikan oleh Bapak Aristama selaku Sekretaris Desa Pahawang, yang menyatakan bahwa program penanaman mangrove ini sudah tidak asing lagi bagi Desa Pahawang dan sangat penting untuk keberlanjutan pelestarian hutan mangrove di Desa Pahawang. Selain itu, beliau juga menambahkan bahwa Pulau Pahawang masih membutuhkan banyaknya kegiatan budidaya tanaman mangrove untuk menjaga Pulau Pahawang dari ancaman abrasi.
Kegiatan literasi masyarakat diawali dengan pemaparan materi presentasi oleh tim pengabdian FMIPA UI yang menyampaikan mengenai Nature-based Solution (NbS) yang merupakan solusi yang terinspirasi dari alam dan memanfaatkan sumber daya alam untuk mengatasi sosial lingkungan.Â
Dalam hal ini, implementasi yang dapat diwujudkan dari Nature-based Solution yaitu melalui penanaman mangrove untuk melindungi pantai dari abrasi, melestarikan keanekaragaman hayati, serta meningkatkan kesadaran masyarakat dalam upaya konservasi. Hal ini sesuai dengan kondisi Pulau Pahawang yang menjadi salah satu wilayah di Indonesia yang mengalami kerusakan hutan mangrove.
Penelitian Setiawan et al. (2020) menunjukkan bahwa abrasi dan kenaikan air laut telah mengakibatkan kerusakan terumbu karang, penurunan ketersediaan air tawar, dan hilangnya garis pantai. Selain itu, perubahan iklim dan kerusakan lingkungan tersebut juga berdampak negatif terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Pulau Pahawang. Setelah pemaparan materi, kegiatan literasi masyarakat ini diakhiri dengan sesi tanya-jawab oleh masyarakat Desa Pahawang mengenai solusi penanaman hutan mangrove.
Setelah pemaparan materi, tim pengabdian masyarakat Universitas Indonesia bersama dengan masyarakat Desa Pahawang mendatangi lokasi penanaman mangrove yang sebelumnya sudah didiskusikan bersama untuk melakukan penanaman bibit mangrove. Lokasi yang dipilih untuk penanaman, yaitu di daerah pasang surut yang tidak terlalu terendam air saat pasang naik dan tidak terlalu kering saat pasang surut dengan substratnya pasir berlumpur. Peralatan yang kami gunakan dalam penanaman, yaitu patok bambu dan tali pengikat. Sebanyak 50 buah bibit mangrove yang telah berhasil kami tanamkan di lokasi tersebut.
Melalui Program Literasi Masyarakat dan Penanaman Mangrove ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam pentingnya ekosistem mangrove, khususnya dalam upaya mengatasi perubahan iklim dan mencegah abrasi. Selain itu, program ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan keberlanjutan ekosistem hutan mangrove di Pulau Pahawang dengan mencegah penurunan luas hutan mangrove dan memperbaiki area yang telah mengalami kerusakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H