Mohon tunggu...
W RNY
W RNY Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Seorang Ibu dan Pencinta Seni - Shaksi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jangan Pernah Menyerah Mama

27 Agustus 2022   12:33 Diperbarui: 27 Agustus 2022   19:26 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan menyerah Mama....

Aku tahu... engkau sangat menyayangiku

Aku tahu... engkau ingin menyerahkan hidupmu untukku

Aku tahu... engkau tak mampu melihatku berada dalam kondisi ini

Aku tahu... perihnya hatimu saat melihatku tidak diterima dunia

Tapi juga bukan salah mereka

Juga bukan salah dirimu

Bukan salah diriku

Semua begitulah adanya

Suka dan rasa tidak suka

Cinta dan benci

Pujian dan cacian

Semua akan berlalu

Sama seperti engkau dan aku, Mama

Jangan terlalu bersedih Mama....

Teruslah berjalan bersamaku dalam suka cita dan semangat

Jangan pula menyesali waktu yang telah tertinggal jauh di belakang

Aku bahagia bukan karena dirimu sempurna

Aku bahagia...

Karena engkau bisa menerimaku apa adanya

Menerimaku dengan segala keterbatasanku

Menerimaku meski aku tak bisa terlalu mengekspresikan kasih sayangku kepadamu

Menerimaku meski duniaku dan duniamu seolah terpisah...

Aku bahagia... karena engkau bahagia

Ingatlah itu Mama...

Kalau suatu hari nanti aku bisa membalas seluruh kasih sayangmu

Seluruh air mata yang sudah kau alirkan untukku

Seluruh penyesalan yang sudah kau timpakan kepadamu

Karena merasa tidak berbuat banyak untukku

Aku ingin menyentuh wajahmu dengan segenap perasaanku

Kutatap matamu dengan kedua bola mataku

Meski sampai hari ini...

Aku belum mampu lakukan itu

Aku akan mengatakannya padamu

Aku sangat menyayangimu Mama...

Terima kasih sudah menjadi Mamaku di saat aku tak bisa mengenali duniamu

Di saat aku sibuk dengan garis-garis memanjang yang terpampang di kepalaku kapanpun

Di saat aku sibuk menghitung putaran kipas yang terus berputar

Di saat aku berlari tak tentu arah dan engkau terus mengejarku

Di saat aku memanjati kursi, lemari atau benda apapun

Di saat aku terus mengepak-ngepakkan tanganku kencang tanpa henti

Di saat aku terus mendengungkan suara tanpa henti karena ketidaknyamananku di telinga

Di saat aku masih belum bisa mandi sendiri meski sudah besar

Di saat aku ketakutan karena tak bisa melihat dunia luar berubah sedikitpun

Di saat aku tertawa-tawa sendiri

Di saat aku menangis kencang karena kulitku tak mampu menerima sentuhan

Di saat aku berlari dan berjalan di tengah podium sekolah

Aku tahu Mama...

Berbagai perasaan bercampur di dalam dirimu

Aku tahu...

Dunia tak kan mengerti

Tapi...

Percayalah Mama...

Seluruh jiwaku dipenuhi oleh kasihmu

Aku bisa merasakan cintamu yang tak berbatas

Jangan pernah menyerah Mama...

Bukan untuk diriku

Tapi untuk selalu menghargai dirimu

Yang sudah begitu tulus menyayangiku...

Aku mencintaimu Mama...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun