Meski Siti Romlah sudah memproduksi brownies tempe kering hampir 2 tahun, tapi masih ada kendala yang dihadapi. Seperti umumnya pelaku UMKM, masalah pemasaran belum stabil. Padahal sudah dititipkan dengan sistem konsinyasi ke toko oleh-oleh seperti Malang Strudel, Kendedes, Buah Tangan, Paradise, Wonderland dll. Hasilnya belum maksimal sesuai target.
Sedangkan pemasaran secara online melalui media sosial, menurut Siti Romlah, dirinya belum pernah pecah telur alias belum pernah ada penjualan. Padahal sudah memiliki akun IG, FB hingga Twitter. Diakui dirinya minim kemampuan untuk membuat konten promosi dan kurang telaten.
Siti Romlah pun sudah memiliki akun penjualan di e-commerce warna orange. Lagi-lagi, belum pernah pecah telur. Usaha lainnya dia sering mengikuti bazar-bazar atau pameran produk UMKM yang sering diadakan oleh banyak pihak.
Selain produk brownies tempe ini, Siti Romlah juga memproduksi camilan pastry, stik dll. Untuk keunggulan produknya, Siti Romlah menyebutkan ada pada bahan dan topingnya. "Jadi misal adonan varian keju, pada bahan dan topingnya ada kejunya semua. Tidak cuma di topingnya," jelasnya. Saat saya mencicipi Brownies Tempe andalan Cubrown, rasanya krezz dan crunchy banget. Manisnya pas dan tentu saja lezatt...
Untuk produknya sudah halal, memiliki ijin PIRT dan produknya bisa bersaing rasa serta kemasan sudah oke. Selain kendala pemasaran, Siti Romlah juga "bondo nekad" dan masih jadi "dirjen" (direktur ijen). Maksudnya dirjen, semua masih ditangani sendiri dari memproduksi, mengemas, memasarkan dll
Harapan Pelaku UMKM
Sebagai pelaku UMKM Siti Romlah berharap usaha kuliner Cubrown akan bertahan dan meningkat omzetnya. Segala upaya sudah dilakukan termasuk ikut pameran dan bazar serta ingin maksimal promosi via media sosial.
"Harapan saya bisa lancar pemasaran produk Cubrown, semoga bisa lancar produksi dan perputaran modal sesuai harapan dan usaha ini bisa berkembang lagi", tutup Siti Romlah.