Alhamdulillah ...fresh banget! Kebersamaan menuju wisata alam Watu Payung tak hanya jadi ajang ketemuan  saja. Tapi didalamnya ada hal yang tak tersirat tentang sebuah upaya untuk membantu potensi desa wisata Ngadirejo agar lebih familiar dipendengaran khalayak.
Sebuah potensi wisata alam yang diharapkan bisa membantu geliat perekonomian warga setempat. Kok bisa? Bisa dong karena bila wisata Watu Payung "hidup" bukan tidak mustahil akan diikuti banyak aktivitas warga.
Menurut Wicahyo (penggiat wisata Ngadirejo) seperti wisata alam coban (air terjun) didaerahnya yang lebih dulu dikenal, kini mampu memunculkan UKM. Antara lain UKM produksi oleh-oleh seperti kopi, aneka kripik  dan produk andalan Sambal Bakar.
Selain itu untuk akses jalan sudah bagus, fasilitas homestay juga sudah tersedia. Dari semua itu bisa mengangkat perekonomian warga setempat.
Oya Watu Payung memang belum banyak yang mengenal. Berbeda dengan coban-coban seperti Coban Jodo, Jidor dan lainnya yang duluan mengemuka. Nah sebelum memulai perjalanan seru menuju Watu Payung itu kami berkumpul di Kedai Sambal Bakar milik Wicahyo.Â
Usai perkenalan dan sedikit obrolan pembuka, kamipun beranjak menuju lokasi Waru Payung untuk di-eksekusi. Dah ga sabar pokoknya...
Ternyata keseruan kami tak hanya disepanjang jalan, tapi juga saat icip-icip sambal bakar made in Mas Cahyo. Kami jadi tahu, ada sayur atau kulub namanya Daun Banci, Daun Memes juga kudapan Gorengan Daun Memes. Wuenak banged lho. Secara jarang malah belum pernah makan sayuran tersebut.Â
Ngadirejo Butuh Perhatian Khusus
Menuju lokasi Desa Wisata Ngadirejo sebenarnya tidak jauh. Dari Kota Malang ke arah timur hanya berjarak sekitar 25 km. Dengan potensi alam yang keren karena banyaknya coban atau air terjun, bukan tidak mungkin bila digarap serius Ngadirejo bisa jadi desa wisata andalan.
Mungkin bila ada pihak yang serius membantu mengembangkan potensi Ngadirejo seperti  Adira Finance bisa jadi bisa mengemuka ke tingkat nasional. Apalagi alamnya indah dan ramah untuk berkendara. Semoga!