[caption id="attachment_326239" align="alignleft" width="600" caption="dok. pribadi"][/caption]
Sekitar tahun 2010 saya ikut menyumbang tulisan dalam buku yang diterbitkan oleh Balai Bahasa Yogyakarta. Buku tersebut berjudul Pesona Alam dan Budaya Jogja. Ada dua tulisan saya dalam buku tersebut yang keduanya berbentuk feature. Salah satu feature yang mengupas suatu tempat wisata pernah saya unggah di akun kompasiana ini, berikut ini link-nya http://sejarah.kompasiana.com/2010/07/04/candi-ngawen-185038.html
Tiga hari yang lalu saya kembali membuka buku Pesona Alam dan Budaya Jogja tersebut. Tujuan saya adalah untuk membaca tulisan lama saya. Kebetulan saat ini saya juga sedang ada proyek nulis yang lagi-lagi mengangkat tema bahkan tempat wisata yang sama. Kemudian saya mencari tahu apakah obyek yang dulu pernah saya tulis dan akan saya tulis kembali tersebut masih dalam kondisi yang sama atau tidak seperti sediakala. Saya pun akhirnya mengetik kata kunci "Candi Ngawen" pada mesin pencari google. Beberapa detik kemudian saya mendapati banyak website yang mereviewnya. Saya lumayan senang karena candi yang dulu sangat jarang terpublikasi tersebut kini banyak direview oleh para netter.
Lalu saya pun membaca beberapa tulisan terkait Candi Ngawen yang ditulis oleh beberapa netter. Namun saya kaget ketika mendapati sebuah travel website memuat tulisan dengan outline dan beberapa paragraf yang sangat saya kenali. Tidak salah lagi. Tulisan saya ternyata diplagiasi oleh website tersebut. Jujur saja saya merasa sangat kecewa, terlebih ketika tulisan saya dicopy paste oleh travel website untuk kepentingan komersil. Saya pun ingat bagaimana saya turun ke lapangan untuk menghasilkan tulisan tersebut empat tahun silam.
VS
[caption id="attachment_326242" align="aligncenter" width="564" caption="screen shot tulisan dari website yang menjiplak "]
[caption id="attachment_326243" align="aligncenter" width="648" caption="Tulisan saya di buku"]
VS
[caption id="attachment_326247" align="aligncenter" width="604" caption="Screen shot dari website yang melakukan plagiasi"]
Diplagiasinya tulisan saya oleh beberapa netter tersebut membuat saya merasa sangat kecewa sekaligus mendapatkan pelajaran yang sangat berharga. Saya sadar kualitas tulisan saya itu tidak terlalu bagus, namun tetap saja rasanya anyel ketika tahu karya saya dibajak sesuka hatinya tanpa menyantumkan sumber. Saya masih bisa menghargai bila pemilik website tersebut hanya mengutip beberapa kalimat yang kemudian diparafrasekan. Bukan mengutip outline atau bisa disebut kerangka berpikir saya dan juga beberapa kalimat tanpa diparafrasekan.