Mohon tunggu...
Erny Erawati0203
Erny Erawati0203 Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar

Hobi menulis. Saat ini menulis di blog kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mulutmu Harimaumu

18 Desember 2024   20:54 Diperbarui: 18 Desember 2024   20:54 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber : Istock  Foto

Judul diatas mengingatkan kita pada iklan salah satu rokok beberapa tahun yang lalu. Memang diakui peran mulut yang berkaitan dengan lisan sangat berbahaya seperti bahayanya harimau dalam menerkam mangsanya. Faktanya seperti yang terjadi beberapa waktu lalu. Kita dihebohkan oleh salah satu tokoh agama yang juga merangkap Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, yang lisannya telah menyakiti seorang penjual teh.

Tak disangka akibatnya sangat menghebohkan seluruh Indonesia. Dikatakan menghebohkan seluruh Indonesia karena banyaknya tanggapan dan juga bantuan yang diberikan untuk penjual teh. Oleh karena itu dalam berbicara perlu kita pikirkan dengan baik kata -- kata yang akan kita keluarkan. Menjaga lisan agar tidak menyinggung perasaan orang lain sangat diperlukan. Perkataan yang baik dan menjaga lisan dapat mempererat tali persaudaraan, memperbaiki hubungan sosial, dan menghindarkan kita dari konflik. Jangan sampai karena kesalahan lisan kita bisa berakibat renggangnya hubungan persaudaraan, kekeluargaan, persahabatan dan relasi. Kalau lisan kita selalu dijaga maka imej tentang diri kita juga akan terjaga.

Sumber : Istock Foto
Sumber : Istock Foto
Dalam islam sebenarnya etika berkomunikasi sudah diatur dalam alquran yakni QS. Al -- Hujurat ayat 11 yang artinya, Wahai orang -- orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok -- olok kaum yang lain. (karena) boleh jadi mereka (yang diolok -- olokan) lebih baik dari mereka (yang mengolok - olok), dan jangan pula perempuan -- perempuan (mengolok -- olokan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok - olokan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok - olok). Janganlah kamu mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar -- gelar yang buruk. Seburuk -- buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang -- orang yang zalim.

Jadi terlihat dengan jelas bahwa islam sudah mengatur dengan baik etika dalam berkomunikasi. Selain mengolok -- olok, bahaya lisan lainnya yang diatur dalam alqur'an adalah ghibah (gosip), namimah (mengadu domba),  pembicaraan yang tidak bermanfaat, perdebatan, serta bercanda yang berlebihan. Kita bisa melihat dalam kehidupan sehari -- hari bagaimana akibat dari gosip, mengadu domba, berdebat dan bercanda berlebihan. Akibat yang paling berat yakni adanya kematian karena percekcokan dan kesalah pahaman dalam berbicara.

 Sumber : Istock  Foto
 Sumber : Istock  Foto

Dalam kehidupan bermasyarakat sebenarnya ada aturan -- aturan yang tidak tertulis yang telah diterapkan dalam interaksi sosial seperti toleransi dan saling menghormati satu sama lain. Masyarakat Indonesia sejak dahulu sudah dikenal sebagai masyarakat yang sangat menjunjung tinggi toleransi. Hal ini terlihat dengan diakuinya 5 agama yang berkembang di Indonesia dan tidak ada keributan dalam menjalankan agamanya masing -- masing. Tingginya toleransi ini karena masing -- masing pemeluk agama mengontrol dan menjaga lisannya saat berbicara.

Berikut beberapa tips untuk menjaga lisan yakni :  jika tidak memiliki sesuatu yang baik untuk diucapkan, lebih baik diam, menghindari ghibah (menggunjing), menghindari dusta, berpikir sebelum berbicara, luangkan waktu sejenak untuk memikirkan apa yang akan dikatakan agar membantu menghindari ucapan yang bisa menyakiti orang lain atau disalahpahami, gunakan kata-kata yang baik artinya pilih kata-kata yang sopan dan tidak kasar, jadikan agama menjadi panduan dalam berperilaku, selektif dalam memilih sahabat, sering-seringlah intropeksi diri, hindari menonton hal-hal yang negatif, utamakan pendidikan,  serta isi waktu luang dengan kegiatan positif.

Demikian tulisan saya kali ini untuk kompasiana semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun