Mohon tunggu...
Erny Erawati0203
Erny Erawati0203 Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar

Hobi menulis. Saat ini menulis di blog kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bahayanya Pengumpat dan Pencela

23 September 2024   07:48 Diperbarui: 23 September 2024   08:04 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan saya kali ini tentang bahayanya pengumpat dan pencela. Kenapa saya tertarik untuk membuat judul ini ? Hal ini karena didorong oleh hebohnya kasus Fufufafa. Kasus Fufufafa menjadi trending topic di X (dulu twiter) dalam bulan September ini. Fufufafa sendiri adalah sebuah akun Kaskus yang kontennya viral karena berisi banyak ujaran kebencian hingga sara. Fufufafa menjadi sorotan akhir-akhir ini karena dikaitkan dengan putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka yang menjadi wakil presiden terpilih dan insyaa allah akan dilantik tanggal 20 Oktober 2024. 

Akun Fufufafa banyak menyudutkan presiden terpilih Prabowo Subianto dan melontarkan kritik kasar. Salah satu penulisnya adalah Chili Pari Catering. Hal itulah yang menimbulkan persepsi bahwa Fufufafa dan Chili Pari Catering adalah orang yang sama. Chili Pari Catering merupakan usaha catering milik Gibran di Solo.

Dalam tulisan ini saya tidak banyak membahas tentang akun fufufafa, tapi saya lebih menyoroti ujaran kebencian yang banyak ditulis dalam akun Fufufafa. Penulis ujaran kebencian sering disebut dengan para pengumpat dan pencela. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengumpat berasal dari kata umpat yang berarti perkataan yang keji (kotor dan sebagainya) yang diucapkan karena marah (jengkel, kecewa, dan sebagainya); cercaan; makian; sesalan. 

Sedangkan pengumpat berarti orang yang suka mengumpat. Sedangkan pencela berasal dari kata cela yang memiliki 3 arti dalam KBBI yakni : 1. Sesuatu yang menyebabkan kurang sempurna; cacat. 2. Aib; noda (tentang kelakuan dan sebagainya). 3. Hinaan; kecaman; kritik. Sedangkan pencela adalah orang yang mencela (mengecam dan sebagainya). Dengan demikian para pengumpat dan pencela ini sangat merugikan orang lain.

sumber : istock Anetlanda
sumber : istock Anetlanda

Dalam islam para pengumpat dan pencela dibahas dalam Alqur'an surat Al -- Humazah yang merupakan surat ke 104 ayat 1 yang berbunyi celakalah bagi setiap pengumpat lagi pencela. Disamping surat al -- Humazah, terdapat juga dalam Surat Al-- Hujurat surat ke 49 ayat 12 yang berbunyi Wahai orang -- orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka , sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari -- cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada diantara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertaqwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang.

Jadi jelas terlihat bahwa mengumpat dan mencela sangat dilarang dalam agama islam. Dengan adanya sosial media saat ini memang aktivitas mencela dan mengumpat banyak kita temukan. Mengumpat dan mencela merupakan salah satu penyakit hati yang mesti diwaspadai keberadaannya dalam diri kita karena jika tidak segera diobati tentu laknat dan murka Allah yang akan didapat. Hal ini karena Allah telah mengatur dalam alqur'an. Semua yang diatur dalam alqur'an wajib kita ikuti karena bila melanggar hukumnya dosa. Dan bila dosa maka akan mendapat siksa dari Allah. Seperti kita mengikuti perintah shalat dalam alqur'an maka larangan untuk mengumpat dan mencela harus diikuti juga.

 Sebenarnya larangan mengumpat dan mencela untuk kepentingan manusia itu sendiri karena Allah tahu bahwa mengumpat dan mencela akan membawa efek buruk bagi hambanya karena akan menimbulkan percekcokan dan juga ketidak senangan diantara hamba -- hambanya. Masya allah sempurnanya alqur'an mengatur tentang kehidupan sosial dalam masyarakat.  Dengan kita mengetahui larangan dalam alqur'an maka mulai hari ini  marilah  kita sama - sama menjauhi perilaku buruk tersebut. Semoga tulisan ini bermanfaat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun