Mohon tunggu...
Erny Erawati0203
Erny Erawati0203 Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar

Hobi menulis. Saat ini menulis di blog kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Perlukah Indonesia Mendatangkan Petani dari Negeri China?

9 Mei 2024   20:11 Diperbarui: 9 Mei 2024   20:19 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kejadian di Irian menjadi pengalaman yang sangat berharga untuk memajukan Kalimantan. Jangan sampai pemerintah Indonesia melakukan kesalahan yang sama seperti di Irian.

Sumber: Pixabay
Sumber: Pixabay

Kondisi geografis pulau kalimantan tidak jauh berbeda dengan pulau Irian. Sangat banyak sumber daya alam yang ada di ke dua pulau tersebut. Bahkan sebenarnya hampir seluruh Indonesia, setiap pulau memiliki banyak sumber daya alam. 

Hanya sayangnya kebijakan pemerintah tidak berpihak pada masyarakat banyak, tapi lebih berpihak pada para pengusaha yang mengelola sumber daya alam tersebut. 

Semoga adanya presiden dan wakil presiden baru yang akan dilantik tanggal 20 Oktober 2024 bisa membawa Indonesia lebih maju yang mampu mengelola sendiri sumber daya alamnya tanpa harus melibatkan perusahaan asing. Dan juga kebijakan para menterinya bisa memberi keuntungan buat masyarakat banyak,bukan keuntungan bagi para pengusaha sehingga hari buruh tanggal 1 mei bukan menjadi hari yang menakutkan karena banyak buruh yang melakukan demo untuk memperjuangkan nasib mereka dan keluarganya.

Negara Singapura bisa jadi pembelajaran untuk Indonesia dimana masyarakat melayu yang jadi penduduk asli singapura menjadi masyarakat terpinggirkan dan diganti oleh masyarakat yang berketurunan China. Tidak menutup kemungkinan Indonesia akan seperti Singapura kalau kebijakan pemerintah tidak berpihak pada masyarakat banyak. Semoga kejadian di Singapura tidak akan terjadi di Indonesia. Wallahu a'lam bishawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun