Mohon tunggu...
Erni Wijayanti
Erni Wijayanti Mohon Tunggu... Guru - Guru di Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi

Seseorang yang ingin terus belajar dan berkarya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 2.1

24 Februari 2023   15:05 Diperbarui: 24 Februari 2023   15:06 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Profil Belajar mengacu pada cara-cara bagaimana kita sebagai individu paling baik belajar. Tujuan dari mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan efisien.

Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor, diantaranya:

  • Preferensi terhadap lingkungan belajar, misalnya terkait dengan suhu ruangan, tingkat kebisingan, jumlah cahaya, apakah lingkungan belajarnya terstruktur/tidak terstruktur, dsb.
    Contohnya: mungkin ada anak yang tidak dapat belajar di ruangan yang terlalu dingin, terlalu bising, terlalu terang, dsb.
  • Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal - impersonal.
  • Preferensi gaya belajar.
    Gaya belajar adalah bagaimana murid memilih, memperoleh, memproses, dan mengingat informasi baru. Secara umum gaya belajar ada tiga, yaitu:
    1. visual: belajar dengan melihat (misalnya melalui materi yang berupa gambar, menampilkan diagram, power point, catatan, peta, graphic organizer );
    2. auditori: belajar dengan mendengar (misalnya mendengarkan penjelasan guru, membaca dengan keras, mendengarkan pendapat saat berdiskusi, mendengarkan musik);
    3. kinestetik: belajar sambil melakukan (misalnya bergerak dan meregangkan tubuh, kegiatan hands on, dsb).
      Mengingat bahwa murid-murid kita memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, maka penting bagi guru untuk berusaha menggunakan kombinasi gaya mengajar.
  • Preferensi berdasarkan kecerdasan majemuk (multiple intelligences): Teori tentang kecerdasan majemuk menjelaskan bahwa manusia sebenarnya memiliki delapan kecerdasan berbeda yang mencerminkan berbagai cara kita berinteraksi dengan dunia. Kecerdasan tersebut adalah visual-spasial, musical, bodily- kinestetik, interpersonal, intrapersonal, verbal-linguistik, naturalis, logic- matematika.

Penerapan Diferensiasi Pembelajaran 

Sebelum menerapkan pembelajaran diferensiasi dikelas, maka guru harus menentukan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan visi sekolah. Selanjutnya dilakukan pemetaan kebutuhan belajar murid yang sesuai yang meliputi 3 aspek yaitu: kesiapan belajar, minat murid, dan profil belajar murid. Setelah memetakan kebutuhan murid, guru menentukan strategi dan kegiatan pembelajaran. Dalam penerapan diferensiasi pembelajaran ada tiga strategi, yaitu diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk. Dalam pembelajaran berdiferensiasi guru dan siswa berkolaborasi untuk mencapai kesuksesan bersama. 

Kaitan Antar Materi dalam Modul

Modul 1.1 Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional KHD dimana menurut KHD menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. Dalam proses "menuntun", anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai 'pamong' dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang 'pamong' dapat memberikan 'tuntunan' agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar. KHD menjelaskan bahwa dasar Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Ki Hadjar Dewantara meyakini bahwa proses belajar harus selaras dengan kodrat anak. Hal ini berkaitan erat dengan pembelajaran berdiferensiasi yang bertujuan memberikan pembelajaran kepada anak dengan cara memetakan kebutuhan murid sesuai kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid.

Dalam kaitannya modul 1.1 bahwa pendidik harus menuntun segala kekuatan kodrat anak dari dalam maka pada modul 1.2  dipaparkan mengenai motivasi intrinsik dari dalam bahwa pendidik perlu fokus dalam menyediakan suasana belajar dan proses pembelajaran yang memungkinkan anak menguatkan dan menumbuh-kembangkan motivasi intrinsik mereka. Dalam penerapannya, suasana belajar dan proses pembelajaran yang disediakan harus dapat membuat anak senantiasa: merasa kompeten (mampu, dapat, cakap), merasa saling-terhubung (kebutuhan sosial yang diusahakan oleh individu untuk membangun hubungan dengan sesamanya), dan merasa otonom (mandiri, merdeka). Jadi, jika kita mengharapkan anak memiliki determinasi atau ketetapan hati, dalam menentukan jalan kodrat mereka, maka anak harus mampu menghayati perasaan akan kompetensi, otonomi, dan relasi mereka dan mengambil makna positifnya.

Dalam kaitannya dengan modul 1.3 yaitu nilai dan peran guru penggerak (berpihak pada murid, mandiri, kolaboratif, inovatif dan reflektif) yang mensyaratkan guru untuk dapat terus bergerak dengan mengutamakan kepentingan murid sedangkan peran guru penggerak yaitu menjadi pemimpin pembelajaran, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi, mewujudkan kepemimpinan murid, menggerakkan komunitas

Pembelajaran diferensiasi ini akan menguatkan posisi kontrol guru sebagaimana tertuang dalam modul 1.3 untuk mewujudkan visi sekolah yang selaras dengan pemikiran KHD  yang akan membentuk budaya positif (modul 1.4) di mana guru membantu membuat siswa merasa dihargai dan memiliki keterikatan antara dirinya dengan guru dan teman di kelasnya sehingga siswa merasa dirinya sebagai bagian dari kelas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun